Assalammualaikum...
Saya Andiyani, ibu satu anak (2 tahun) yang masih bekerja disalah satu perusahaan media swasta di Jakarta sebagai Sekretaris Managing Director. Saya mau berbagi pengalaman awal mula saya memakai hijab.
Juli 2011 setelah saya melahirkan putra pertama (saat itu berumur 6 bulan) adalah awal mula saya untuk memutuskan menutup aurat dengan berhijab. Ada kisah menarik sampai saya memutuskan untuk istiqomah berhijab. Kembali ke bulan Ramadhan tahun 2009, saat itu selayaknya muslimah saya berpuasa dan intens dalam beribadah. Saat itu saya masih bekerja di Perusahaan Swasta yang bergerak di bidang hukum sebagai Sekretaris merangkap PA seorang expat warga negara Amerika. Dan saya belum menikah, masih menjalani hubungan dengan seseorang (alhamduliah sekarang sudah menjadi suami) yang statusnya complicated banget. Karena belum dapat restu dari orang tua saya dan saat itu umur saya sudah 25 tahun. Umur segitu itu masa-masa kegalauan seorang wanita yang belum juga dipersunting (hehehehhe). Selama bulan Ramadhan 2009, ibadah saya benar2 intens, shalat sunah, shalat 5 waktu apalagi, itikaf juga saya jalani. Dalam kegalauan saya mengenai status hubungan saya dan tidak direstui pula oleh orang tua, saya banyak berdoa mohon agar Allah SWT mempermudah jodoh saya kelak. Biasanya di bulan Ramadhan doa-doa kita pasti jabah asalkan kita berdoa dengan sungguh-sungguh dan berikhtiar di jalan Allah. Saya ingat betul, hari kamis setelah buka puasa pada tahun 2009, selepas shalat magrib di kantor saya berdoa :Ya Allah Yang Maha Pemberi, sebaik-baiknya Pemberi, jika Engkah ridho akan hamba untuk menikah di tahun 2010, hamil dan melahirkan di tahun yang sama, hamba akan menutup aurat, menjalani kewajiban hamba sebagai muslimah sbg bentuk ketaatan hamba. Singkat cerita, pada bulan November 2009, tanggal 5 saya diharuskan untuk melakukan operasi pengangkatan sel indung telur sebelah kiri. Karena Kista dan Miom saya sudah menyebar ke daerah tersebut (alhamdulilah belum sampai rahim) maka dokter mengharuskan saya untuk operasi sesegera mungkin. Saat itu saya benar-benar down, sedih, kecewa dan takut sampai akhirnya saya pasrah akan kehendak Allah SWT. Selama proses operasi yang menemani saya adalah Mario (yang sekarang sudah jadi suami). Orang tua saya datang, karena mereka harus menandatangani kuasa atas saya untuk operasi. Dalam kondisi tersebut mereka bertemu (orang tua dan suami saya skrg), takut sekali kalau mereka bertengkar atau mungkin malah Mario diusir. Tak lepas dzikir saya selama proses operasi. Pagi harinya, saya dibangunkan oleh suster, karena ada informasi penting yang harus disampaikan oleh dokter. Mario masih dengan setia menemani saya, dokter pun datang dan menyampaikan informasi mengagetkan ini. Dokter bilang: sel indung telur sebelah kiri Andiyani harus diangkat, Kista sudah menjalar ke bagian itu, rahim masih bisa diselamatkan. Hanya saja, karena sel indung telurnya Andiyani hanya tinggal sebelah kanan maka chance untuk hamil hanya 10%. Jika pasca operasi tidak dibuahi maksimal dalam kurun waktu 6 bulan setelah operasi, akan sulit untuk Andiyani untuk hamil. Masya Allah, itu rasanya kayak dunia saya runtuh, badan saya hilang entah kemana, tulang-tulang saya meleleh, benar-benar kabar yang sangat menyedihkan. Setelah dokter pergi, saya pun bicara dengan Mario untuk sesegera mungkin meninggalkan saya. Jangan berhubungan dengan saya lagi karena untuk apa berhubungan dengan wanita yang chance untuk hamilnya sangat kecil. Mario hanya diam, tidak ada perlawanan dari dia mengenai ucapan saya. 5 hari dirumah sakit, akhirnya saya pun diperbolehkan untuk pulang. Orang tua dan saudara-saudara saya datang untuk menjemput saya. Sampai dirumah, sekitar 30 menitan, tiba-tiba Mario minta izin ke Mamah untuk menikahkan saya. Masya Allah, ujian ini terus berlanjut. Saya lempar aja dia dengan asbak (untung ga kena) hehhehe. Mamah responsnya: Ibu terserah AIe (panggilan saya) kalau memang sudah siap ya silahkan, tapi tunggu sampai Aie recovery kira2 sebulanan lah, baru kita ketemu keluarga untuk membicarakan hal ini lebih lanjut.
Alhamdulilah, respons mamah positif dan sebulan pasca operasi diadakan pertemuan keluarga untuk menetapkan waktu dan hari pernikahan kami. Tanggal 26 Feb 2010 dipilihlah sebagai hari pernikahan kami yang bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad. Subhanallah sungguh Rahasia Allah luar biasa kan hidup kita, Janji Allah sungguh nyata. Ini seperti, berkah yang amat luar biasa dari Allah SWT terhadap hidup saya. Setelah ujian, cobaan, sakit ternyata hikmah dari ini semua sungguh tak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Saya sungguh bahagia.
17 April 2010, sepulang kerja saya melakukan test pack dan alhamdulilah hasilnya positif, saya hamil! lagi-lagi Allah memberikan saya kebahagiaan dalam hidup. Suami saya pun sangat senang mendengar kabar gembira ini. Saya singkat lagi ya ceritanya, 23 Desember 2010 saya pun melahirkan seorang anak lelaki, putra pertama kami ke dunia dalam keadaan sehat, sempurna dan tampan. ALhamdulilah ya Rabb... Alhamdulilah .....!! Doa saya pun dijabah, ditahun yang sama 3 kejadian penting dalam hidup saya terjadi. Menikah, hamil dan melahirkan..... doa saya benar-benar dijawab oleh Allah SWT dalam kurun waktu yang cepaaatt sekali. Maka dari itupun saya memenuhi janji saya terhadap Allah untuk menutup aurat, memakai hijab. Maka niatan itu saya sampaikan ke suami, sempat suami kurang setuju tetapi pada akhirnya suami menyetujui. Juli 2010 pun saya resmi mengenakan Hijab dalam keseharian hingga saat ini, dan istiqomah selalu taat padaNya. Amiin.
Di awal-awal saya memutuskan untuk memakai hijab, tentu ada cobaan dari lingkungan sekitar, khususnya dikantor. Berhubung saat itu Bos saya orang expat berkewarganegaraan Amerika, dia sangat shock saat mengetahui saya memakai hijab. Respon dia saat itu "Aie, what are you wearing? Are you okay?" trus aku jawab "I'm more than just fine Pak" trus dia ngomong lagi" why are you wearing that things?" saya jawab sambil senyum "because I want to Pak" terus dia ngeloyor balik ke ruangannya. Sebulan kemudian dia nanyain lagi: "Aie, when will you take off that jilbab?" kaget banget saya dengernya, tp tetap saya jawab dgn senyuman "I will never take my hijab off, except when i in the bathroom or sleeping". Di bulan berikutnya, bos saya ini ngomong lagi sekalian nyuruh saya untuk lepas jilbab saya, dia bilang: "Aie, I knew that your hair now is awful, its color is pink and curly right? that is why you wearing jilbab. It is okay aie, no need for you to be shame,in fact you can take off those jilbab after your hair back to normal" . Apa??? bener-bener konyol ya bos saya ini, oia FYI saya adalah satu-satunya sekretaris yang tahan diomelin, dikerjain, dikasih kerjaan segunung sama dia selama dia ada di kantor ini. Karena memang saya ga pernah take everything serious in every words he said. Tapi kali ini beda, ini masalah prinsip dan lebih ke personal. Saya jawab lagi dengan senyum dan penegasan kuat" Pak, I am a woman, i am a moslem. You know exactly that moslem women have to wear jilbab. so there is no reason that i will or should or one day take off my jilbab. no way!" Akhirnya bos saya ngerti juga, ya walaupun selama 6 bulan berturut minta saya untuk melepas jilbab saya. Tepat di bulan Mei 2012 saya memutuskan untuk resign dari pekerjaan saya, melepaskan jabatan saya karena prinsip saya untuk tetap berjilbab dan istiqomah. Alhamdulilah, sekarang saya masih dapat pekerjaan sebagai Sekretaris dari BOD di kantor saya yang sekarang. karena ke-istiqomahan saya dengan jilbab saya, saya yakin Allah akan selalu membukakan jalan dan melimpahkan rizkiNya, subahanallah.
Demikian pengalaman saya dalam memutuskan untuk berhijab. Sampai saat ini saya dengan berhijab rejeki dari Allah SWT tetap mengalir, pekerjaan sebagai sekretaris expat masih saya jalani. Jadi, tidak ada alasan apapun yang menguatkan kita sebagai muslimah untuk tidak berhijab. Jodoh, Rejeki, Pekerjaan semua diberikan oleh Allah SWT. Hijab tidak membatasi kehidupan kita, Hijab adalah pakaian sempurna wanita sebagai bentuk ketaatan terhadap Allah SWT.So, all muslimah kenakan hijab kalian, banggalah dengan hijab kalian, tunjukkan ke seluruh dunia bahwa hijab bukanlah kendala bagi kalian untuk berhasil dalam pekerjaan dan hidup. Semoga dari cerita saya ini kita dapat saling menginspirasi satu sama lain.
Wassalamualaikum
@aieandyani