Andiyani Achmad

Jumat, 28 April 2017

Bintang Tenggara, Sang Legenda Lamafa

Semenjak kenal dengan pelajaran Sejarah, terlebih sejarah Indonesia, selalu berhasil bikin aku ketagihan untuk mengorek lebih dalam dan mengetahui kebenaran dibalik sejarah itu.

Bahkan, ketika sejarah tersebut dibalut dengan cerita fiksi, tetap saja aku mudah percaya bahwa itulah kenyataannya. Emang mudah sih percaya sebuah cerita fiksi walaupun sudah diberikan sedikit bumbu sejarah didalamnya.

Pernah aku dibuat larut dan kadung percaya hingga ke taraf yakin cerita tentang Lemurian dan Atlantis. Ketika seorang ahli menyatakan bahwa Atlantis itu adalah kepulauan yang ada di Indonesia, saat itu juga aku berusaha mencari kebenarannya. Dengan cara apa? Ya googling lah XD anaknya malas melakukan research mendalam apalagi sampe nyamperin.

Lalu, sebuah cerita fiksi yang baru saja aku baca dari http://ceritera.net/ dengan judul Legenda Lamafa seakan menarik jiwa keingintahuanku akan sejarah sebenarnya. Meski, tetap saja yang namanya cerita legenda, sudah pasti fiksi kan ya. Aku enggak akan terpengaruh kalo cerita Legenda Lamafa ini hanya fiksi semata, pasti didalamnya diselipkan sejarah-sejarah nyata, entah sebagai bumbu penyedap ataupun jejak sang penulis yang sebenarnya ingin menyampaikan sesuatu?




Apa itu Lamafa?

Yang aku tahu dari Lamafa adalah seorang penikam ikan paus yang gagah berani juga merupakan bagian dari tradisi berburu masyarakat Lamalera. Tradisi menggunakan peledang atau perahu kayu tanpa mesin dan tempuling (tombak yang ujungnya terkait yang terbuat dari baja) untuk menikam ikan paus.

Memburu paus dahulu menjadi penunjang utama dalam kehidupan masyarakat Lamalera. Secara berkala, saat paus bermigrasi di perairan Flores mereka mencari mangsa. Eksploitasi sangat mereka hindari untuk menjaga keseimbangan alam dan populasi paus.

Seremonial adat Tobo dihelat sebelum perburuan dilakukan untuk mencari perlindungan dari leluhur. Perburuan ini menjadi sangat berbahaya, tak jarang jatuh korban akibat empasan ekor ikan raksasa itu, yang kaget saat ditombaki. Perahu bisa langsung pecah dengan hanya sekali tebasan ekor paus.
Berburu paus adalah kebudayaan turun temurun di Desa Lamalera, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur. Masa perburuan biasanya terjadi antara Mei hingga November. Rombongan paus memang selalu melintasi perairan pesisir Desa Lamalera, nyaris tak ada habisnya. Seolah paus itu memang merupakan rejeki yang dianugerahkan bagi penduduk Lamalera.

Umumnya, masyarakat hanya berburu koteklema (Paus Sperm), yang memiliki titik lemah bagian belakang kepala. Paus jenis ini tidak begitu asgresif dan cenderung bergerak ke permukaan laut. Sedangkan jenis paus yang mereka hindari adalah Seguni (Paus Pembunuh). Ukurannya jauh lebih besar ketimbang koteklema. Titik bidik harus tepat di bagian sirip bawah, ditombak dengan cara menyelam. Tentu dibutuhkan teknik tingkat tinggi untuk melumpuhkannya.

Legenda Lamafa

Awal mula aku membaca cerita legenda ini, beneran lho ngingetin aku sama cerita Lemurian dan Atlantis. Hanya saja ini jauh lebih jelas. Maksudnya, jelas cerita ini berlangsung di salah satu pulau di Indonesia. Dari sebutan Negeri Dua Samudera saja sudah sangat mudah ditebak kan? Cara penulis menamakan pulau-pulau besar di Negeri Dua Samudera pun mengarahnya ke Indonesia. Menurut aku sih ya.

Bahasa-bahasa yang digunakan pun khas cerita fiksi yang pada akhirnya sang penulis memberikan kemudahan pada pembaca dengan menjelaskan beberapa hal yang dirasa penting. Seperti perhitungan waktu, ukuran panjang dan jarak, arti dari nama-nama karakter yang ada di cerita fiksi ini.
Ada total 48 episode dari cerita Legenda Lamafa, setiap episodenya bakal bikin kamu penasaran dan ada rasa seru bergumuruh yang tak sabar untuk baca kelanjutannya. Keseruan cerita terasa di mulai episode 10 ke-atas. Layaknya sebuah hubungan yang diawal kurang jelas bagaimana masa depannya, nah mulai dari episode ke-10 inilah semuanya seakan menjadi lebih jelas dan terang. J





Dalam cerita fiksi ini, ada dua karakter utama, Bintang dan Bunda Mayang, ibu dan anak yang digambarkan jelas fisik dan sifatnya. Bintang seorang anak yang sangat kritis, ingin tahu hal apapun, haus akan ilmu dan sering banget nanya sama Bundanya. Sedangkan Bunda Mayang yang digambarkan sosok ibu yang lembut namun tegas, memiliki berbagai macam jenis buku yang harganya bisa dibilang cukup mahal, menurut perhitungan dalam cerita legenda ini. Serta Lamalera, seorang pemburu paus.

Bintang yang begitu peduli pada Lamalera berani menyelamatkannya, hingga ia terjatuh ke laut sampai-sampai membuka segel Pulau Bunga. Di momen inilah, Bintang tidak sadar telah menggunakan kesaktikan yang dimilikinya untuk menolong Lamalera.

Kemampuan Bintang dalam memahami keterampilan khusus hingga dapat membuka segel Pulau Bunga, bisa dibilang setara dengan kemampuan anak yang meretas sebuah situs web secara otodidak. Mantap nggak tuh!

Di episode ke-13 terdapat kutipan puisi “Hampa” karya Chairil Anwar juga lho. Menarik kan? Apalagi buat kamu yang demen banget karya-karya puisi dalam negeri, harus banget baca cerita-cerita fiksi yang ada di Ceritera.Net ini nih.

Buat kamu yang sudah baca cerita Legenda Lamafa sampai dengan episode ke-48, jangan sedih ya, karena ternyata ceritanya tidak berakhir sampai disitu aja lho. Pengarang masih akan melanjutkan ceritanya, sesuai seperti ciri khas Ceritera.Net yang menyajikan cerita bersambung. Biasanya sih, cerita baru  akan diterbitkan setiap hari Senin, Rabu dan Jumat.

Sambil menunggu, boleh lho baca karya cerita lainnya di Ceritera.Net, seperti Kuntjoro, Pewaris, Kota Mata dan masih banyak lainnya.

Tentang Ceritera.Net

Sebuah website yang berisi kumpulan cerita berbagai genre, mulai dari drama, sejarah, horror, fantasi serta terdapat juga artikel. Cerita-cerita di dalam sini sudah terjadwal tayang secara bersambung. Walaupun masih berbasis web, kedepannya Cerita.Net akan menambahkan pilihan eBook dan Blog.

Karena ceritanya bersambung, seolah-olah mengajak kamu untuk larut dan hadir dalam cerita yang dibaca serta menjadi saksi perjalanan hidup tokoh-tokoh yang ada, lengkap dengan konflik, misteri, kegilaan, rasa penasaran, keseruan, misteri dan romansa yang ada. Lebih dari itu, kamu juga bisa tuh ngasih usulan kelanjutan cerita sesuai dengan imajinasi yang kamu miliki. Inilah keunikan Ceritera.Net! :)






Apakah kamu seorang penulis? Yuk gabung sebagai kontributor di Ceritera.Net dan bikin semua orang jadi makin rajin membaca juga menceritakan apa yang ingin diceritakan. Untuk info lebih lanjut, ada pertanyaan atau masukan dan saran, kamu bisa kirim email ke karya@ceritera.net.

8 komentar:

  1. Tokoh legenda gini tak jarang justru menginspirasi ya mbak

    BalasHapus
  2. Bisa jadi bahan cerita sblm tidur utk anak ya mbak..

    BalasHapus
  3. Waah bisa buat bahan dongeng anak nih. Makasih referensinya mbaa..

    BalasHapus
  4. Wah aku baru tau banget nih mak tentang Lamafa.. Ada ya web khusus dongeng gini.. Asiiiik, punya bahan cerita untuk anak-anak deh, makasi infonya ya mak Aie <3

    BalasHapus
  5. Baru tau juga tentang legenda Lamafa.. Waktu kecil, kisah Legenda yang sering didengar itu Malin Kundang, hehehe... keren juga webnya ya, bisa buat nambahin referensi cerita anak2..

    BalasHapus
  6. Aku suka baca legenda2 ginii. Kadang suka dimodifikasi dulu buat cerita ke adek, hahaha. Sekarang buat anak msh suka yg bergambar, hihi.

    BalasHapus
  7. Terima kasih atas kunjungan ke ceritera.net. Semoga betah :)

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisanku ini, bahagia deh rasanya kalo kamu bisa berkomentar baik tanpa ngasih link apapun dan enggak SPAM. :)