Andiyani Achmad

Minggu, 27 Agustus 2017

Ibu Bijak, Cerdas Mengatur Anggaran Keuangan Keluarga




Menikah itu bukan hanya perkara “aku sayang & cinta kamu” tapi lebih kepada komitmen dan berbagi hal apapun dalam keadaan susah maupun senang. Menjalani peran sebagai suami & istri dalam mahligai pernikahan enggak seindah telenovela ataupun drama Korea sis.

Memulai suatu keluarga nyatanya enggak semudah kamu menerima pinangan pak suami, banyak hal yang harus dipikirkan lebih matang, terutama yang paling sensitif yaitu masalah mengatur keuangan keluarga. Apalagi kalo dua-duanya bekerja, perlu diterapkan ground rules-nya sejak awal.

Misal, apakah nanti dijatahin setiap bulan atau kamu akan nerima full gaji pak suami lalu kamu kelola setiap bulannya. Sebenarnya tricky sih antara dijatahin sama nerima full gaji pak suami. Ada plus minusnya gitu. Ngaku deh :p



Kalo aku, semua gaji suami diserahkan ke aku, artinya aku harus bisa kelola dengan baik setiap bulannya. Jangan sampe skip antara yang wajib dibayarkan dengan yang sifatnya gaya hidup semata. Karena seberapa besar pun penghasilan yang didapat, end up-nya masih aja ada kekurangan uang di akhir bulan.

Duh, ini nih alasan perlunya seorang istri melakukan pencatatan keuangan setiap bulannya. Supaya jelas. Ngomong-ngomong pencatatan keuangan keluarga, sebulan yang lalu aku pernah tulis hal ini lho.




#IbuBerbagiBijak bersama Visa kembali mengadakan Sesi Workshop Kedua dengan tema “Financial Budgeting & Saving” bersama Financial Educator Prita Ghozie.

Bertempat di The Hook, Senopati, acara yang dimulai sekitar jam 10 pagi ini cukup disambut antusias oleh para peserta yang memang rata-rata adalah ibu-ibu muda nan cantik dan menawan. Sedap kan tuh XD



Sesi workshop pertama aja udah bikin buibu yang hadir tercerahkan,kalo bahasa aku sih jadi hidup lagi gitu, tentang bagaimana kelola keuangan keluarga yang baik. Dari workshop itu juga aku jadi paham kenapa harus sisihkan dana darurat sebesar 10% dari total pemasukan.

Nah, di workshop kedua ini, kita semua belajar cara cerdas untuk membuat anggaran belanja dan hemat sehingga cita-cita untuk umroh, traveling, naik haji dan punya investasi dan asset yang berfaedah bisa terwujudkan.

Kebutuhan Dasar Keluarga


Namun sebelumnya, kamu harus bisa memahami apa yang menjadi kebutuhan dasar keluarga. Maksudnya tuh prioritaskan pengeluaran antara butuh dan mau. Kedua hal ini emang terlihat sangat mirip sih. Atau malah disengajain apa yang dimau emang dibutuhkan? XD

Cara paling mudah yang mungkin bisa kamu gunakan untuk membedakannya adalah dengan membuat daftar antara kebutuhan dan keinginan. Setiap kali kamu memenuhi salah satunya, berilah tanda bahwa kebutuhan atau keinginan kamu sudah tercapai. Begitu apa yang disampaikan oleh Prita Ghozie.

Usahain untuk selalu memenuhi kebutuhanmu terlebih dahulu, baru setelah itu penuhi keinginanmu. Dengan catatan, jangan sampai berlebihan ya. Sebagai contohnya:



Tentukan Prioritas Alokasi Penghasilan 

Masih inget kan jumlah presentase alokasi penghasilan setiap bulannya, untuk me-refresh ulang berikut detailnya sebagai berikut:




Nah, setelah khatam alokasi penghasilan setiap bulannya, saatnya dipraktikkan ini dengan mengetahui prioritas alokasi penghasilan terlebih dahulu. Pada sesi ini peserta diminta untuk membuat alokasi penghasilan dari jumlah total gaji 15juta per bulan dan hasil keuntungan usaha sebesar 5juta dengan kewajiban cicilan KPR dan memiliki tanggungan 1 anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Lah kok ini aku banget ya. Mungkin memang kebetulan saja sis. :)

Lalu, diberikan daftar biaya bulanan yaitu:
1. Cicilan KPR 6juta
2. Biaya sekolah anak + uang saku 1,5juta
3. Investasi pendidikan anak 1juta
4. Langganan koran 200ribu
5. Uang belanja dapur 3juta
6. TV Kabe + Interbet 500ribu
7. Zakat atau dana sosial 1juta
8. Dana darurat 2juta
9. Listrik, Air & Gas 1,5juta
10. Uang belanja pribadi 2juta
11. Tabungan beribadah 1juta
12. Tabungan pribadi 1juta
13. Perhiasan kalung emas 3juta
14. Makan di restoran 1juta
15. Perawatan di salon 1juta

Hayoo, alokasikan penghasilan total 20juta dengan daftar biaya tersebut di atas sesuai dengan prinsip presentase alokasi penghasilan pada gambar. Kalo aku masih kurang okeh nih alokasi penghasilannya, masa masih sisa sekitar 1,8juta. Padahal harusnya pas, lho. XD artinya aku mesti kudu belajar lagi nih ;)




Yuk, Raih Mimpi Keluarga

Membina suatu keluarga pasti ada mimpi yang ingin dicapai, mulai dari punya rumah beserta isinya, mobil, hingga umroh ataupun naik haji bersama bagi yang muslim. Selama 7 tahun menikah, mimpi aku yang belum kesampaian yaitu umroh bareng. 

Tentunya ada beberapa yang dilakukan hingga mimpi tersebut bisa jadi kenyataan, mulai dari tentukan tujuan which is umroh, lalu bikin perencanaannya yang cukup matang, melakukan segelintir upaya dan usaha (salah satunya nabung), ditengah jalan enggak tergoda hal lain (mungkin pas nabung, eh liat paket liburan ke Eropa Barat bareng artis idaman lantas pingin) dan yang terakhir yaitu mewujudkan mimpi tersebut. 

Langkah-langkah mewujudkan mimpi ini dijabarkan pula oleh Mba Prita seperti ini:



Sekarang makin paham akan pentingnya kelola keuangan keluarga yang sehat dan benar, supaya segala yang diimpikan dalam keluarga bisa tercapai. Selanjutnya kudu bebenah banyak nih perihal keuangan keluarga. Jadi semangat nih :)

Memahami Anggaran Bulanan dan Musiman

Yang menohok setelah sesi ini adalah ketika datang pertanyaan gimana dengan Dana Liburan & Online Shopping? Secara ya, pastinya sebagai buibu juga butuh piknik dan mempercantik diri. Biar apa? Biar tetep waras sis! XD 

Padahal kedua hal yang jadi pertanyaan tadi itu bisa dibilang BUKAN KEBUTUHAN DASAR tuh sampe aku warnain merah, capslock jebol + underline. Buibu, kedua hal tersebut nyatanya adalah sebuah Keinginan. 

Eits tapi, kamu tetap bisa kok liburan dan belanja online dengan menggunakan Bonus Tahunan ataupun Tunjangan Tambahan, gitchu buibu. Jangan dibiasain ngambil dari gaji bulanan ya! *ngomong ama diri sendiri*

Hal yang sama juga diberlakukan untuk kurban bagi yang muslim, pajak kendaraan, pajak bumi & bangunan yang memang sifatnya pengeluaran tahunan. Karena itu dibayarkan dengan menggunakan pendapatan tahunan seperti bonus, THR, Komisi dll. 




Trus gimana dong kalo belanja scarf lucuk & outfit kece buat keperluan datang event seperti blogger ataupun bikin video Youtube buat vlogger? Sebenarnya enggak masalah dan boleh-boleh saja asal dimasukkan ke dalam anggaran kebutuhan dasar dan dibayarkan dengan menggunakan pendapatan yang mana.

Kalo aku sih biasanya pampering my self dengan beli scarf, baju, sepatu ataupun sendal yang unyu gemay dari penghasilan nge-blog. Misal dalam 1 bulan blog dan media sosial aku bisa dikatakan cukup menghasilkan, nah saat invoice cair itu aku sisihkan deh tuh buat keperluan mempercantik diri. Lah wong menghasilkan juga kan ya. Setuju buibu blogger? 


Tambahan kalimat menohok dari Mba Prita, katanya "BIASAIN TABUNG DULU, BELI KEMUDIAN" BUKANNYA BELI DULU, CICIL KEMUDIAN"  nah kan nah kan, jebol deh tuh capslock XD 


Langkah terpenting yang harus dilakukan adalah membiasakan diri untuk membuat checklist bulanan, yang dimulai dari membuat rencana pengeluaran. Hari gajian tiba langsung bagi uang sesuai pos rekening. Menariknya, mba Prita menyampaikan kalo seorang istri sepantasnya punyai 3 rekening tabungan. Alasannya agar memudahkan untuk mengatur alokasi keuangan keluarga tersebut. 



Yes, it's Pay Day, cuss bayar cicilan kehidupan, tagihan bulanan dan jangan sampe lupa sedekahnya kakaaa supaya rejeki kita lancar dan berkah. Aamiin!

Dari 3 rekening tabungan tersebut, satu digunakan untuk pengambilan uang kas, satu lagi untuk transfer otomatis ke rekening dana darurat dan rekening investasi. Teorinya asik sih, semoga pada prakteknya istiqomah ya ukhti. :) 

Sesi workshop ini pun ditutup dengan satu quote dari mba Prita:

"It's not how much you make, but how much you spend"

Kira-kira, bulan depan akan ada sesi workshop lanjutannya enggak ya? Aku sih pinginnya ada, biar khatam maksimal gitu ilmu kelola keuangan keluarga.  

Kalo kamu biasanya beli terus cicil atau tabung dulu baru beli? Boleh lho share jawabannya di kolom komentar dan kasih tau alasannya juga ya :)




52 komentar:

  1. Kl bulan depan ada lagi acara ini aku juga mau ikutan lagi... 😊

    BalasHapus
  2. Waah sayang nggak ngundang bapak-bapak juga atau mas mas kayak saya biar ikut ngilmu tentang financial planning bareng Prita Ghozie. Tapi lumayan tercerahkan lah baca post dari mbak andiyaniachmad ini, 5% Zakat, 30% Cicilan, 30% Biaya, 15% , 10 % Dana Darurat ,Tapi jujur sih yang 10% gaya hidup itu menurut saya kegedean, hehehe,

    BalasHapus
  3. Subhanallah.... Info yg sangat dinantikantiba jg...
    Alhamdulillah... Makasih ya mb...
    Ijin share jg ��
    Nanti, klo ada Info2 workshop kayak gini, tolong kabari diri q ya mb andi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masama, senang bisa berbagi :)

      Siaapp nanti kukabari kalo ada lagi ya :)

      Hapus
  4. Thanks sharingnya Mbk, mendadak makin semangat bikin 3 rekening biar rapi dana yang ada.

    BalasHapus
  5. Yuk ah semangat nabung dan disiplin mengatur anggaran biar bisa tetap belanja dan jalan-jalan.

    BalasHapus
  6. Thanks sharingnya, Mbak..
    Selama ini meski belum rapi sekali, tapi lumayan lah nggak acak-acakan anggaran RT. Tapi dari info ini kayaknya musti rapi-rapi lagi nih..biar bisa tambah jadwal senang-senangnya hahaha:D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyes, jadi bisa traveling dan hepi2 sama keluarga lebih sering ya :)

      Hapus
  7. Menikah itu bukan hanya perkara “aku sayang & cinta kamu” -> aduuhh ini cihuy banget hihihihi.

    Memang menikah juga harus bisa kerja sama dengan pasangan biar tujuan hidup tercapai ya, Mbak. Salah satunya adalah dengan mengatur keuangan yang baik.

    Gak sabar nunggu acara ketiganya! :D

    BalasHapus
  8. seneng banget ya bisa ikutan workshop yg pas banget buat diaplikasikan sehari2 jadi ilmunya ga sia2

    BalasHapus
  9. yak marii nabung dulu beli kemudiaannn... #tolongbuyuyaAllah #semigaistiqomahnabungnya

    BalasHapus
  10. kalau mbak Aie buat belanja pakaian, sebagian hasil ngeblog buat aku belikan makanan yang enak. Ya boleh dong menghargai usaha setelah kerja ini itu. Tenang aja, bayarnya lunas kok.

    BalasHapus
  11. pengen banget juga ikut event kayak gini,
    secara aq belum bijak2 amat inih mengatur keuangan hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. sambil belajar biar makin bijak ngatur keuangan keluarga :)

      Hapus
  12. "BIASAIN TABUNG DULU, BELI KEMUDIAN" BUKANNYA BELI DULU, CICIL KEMUDIAN"

    Duh aku tercyduk :p
    Semenjak punya cc sendiri, jadi kayak boros dan nggak terkontrol banget lah pengeluaran itu dan aku menyesal T_T
    Sekarang masih meraba - raba lagi teknik perhitungan yg cocok dgn pribadiku :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. CC tuh emang buah simalakama sih ya, kadang ada manfaatnya kadang malah menjerumuskan tergantung gimana kita kelolanya :)

      Hapus
  13. Yang biasanya nggak terduga itu ketika ada pameran buku dengan harga terjangkau wah langsung bisa lupa untuk menabung:)

    BalasHapus
  14. Pengen bgt kmrn aku ikut acara ini, tp sayang aky hrs keluar kotaa .

    Soal pengaturan uang belanja sampai kapanpun akan selalu menarik ya dipelajari. Udah tau teorinya kadang kita suka cheating gitu ya pengaturannya. Akupun juga tiap bulan hrs pintar2 menyisihkan pemasukkan supaya gak jebol perhitungannya :)

    Dan ya, aku setuju ai,membuat checklist bulanan itu penting bgt. Akupun sblm suami gajian, daftar barang belanjaan bln depan sudah terpampang nyata :)
    Jadi saat pemasukkan kami datang udah tau post2nya.

    Tfs :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. cheating itu yang kadang suka tak terelakkan sih, tinggal gimana kita kuat hati dan iman juga harus teges ama diri sendiri. kalo enggak butuh2 amatan mending jangan dibeli ya :)

      Hapus
  15. Habis ini makin pinter keuangan deh. Mau beli apaoun nabung dulu, beli kemudian ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin,semoga makin pinter ngatur keuangan keluarga dan istiqomah ya mba

      Hapus
  16. harus disiplin membedakan kebutuhan dan keinginan supaya pengeluaran tidak lebih besar dari pemasukan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bener banget, di awal kudu bedain mana kebutuhan dan keinginan :)

      Hapus
  17. Susah memang ya mbak menahan godaan keinginan ketimbag kebutuhan. Hal itu yang sering anggaran jd berantakan, pdhl udah di pos-pos kan

    BalasHapus
    Balasan
    1. banget mba, kadang gampang tergoda sama diskon dan promo buy 1 get 1 huhuhu bener2 cobaan yang hakiki

      Hapus
  18. Yang paling sulit tuh mendahulukan kebutuhan dibandingkan keinginan, jatohnya selalu keinginan yang seolah-olah dibutuhkan kayak yang Mbak Andiyani bilang di atas. Penting banget nggak cuma untuk Ibu-Ibu, yang masih single kayak saya juga butuh ilmu strategi pengaturan anggaran kayak gini. Justru lebih perlu, karena belum ada tanggungan dan pengennya hepi-hepi terus. Thanks Mbak udah sharing, sangat bermanfaat :).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masama Dini, aku pun senang bisa berbagi, jadi sama2 belajar ngatur keuangan dengan bijak ya :)

      Hapus
  19. Infonya penting nih yaa mba aie. Makasih udah sharing :)

    BalasHapus
  20. Beli dulu cicil kemudian banyak dianut masyarakat nih ihiks. Mwsti cerdas mengatur anggaran memang

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah kan Mba, aku pun begitu lho dulu, skrg nabung dulu aja deh

      Hapus
  21. ibu mmg sellaau dituntut bisa apa aja ya, jd financial planner juga deh sekarang

    BalasHapus
  22. Hadeuhh ribet juga ya jadi emak-emak, selain harus bisa ngerawat anak, masak, mimiin cucu, sama ngatur keuangan juga... T.O.P dah....

    BalasHapus
  23. Seru ni ngumpul buibu sambil belajar manajemen keuangan keluarga :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang bentaran lagi berubah title jadi istri orang nih ye heheheh

      Hapus
  24. *Plak* hahaha ketampar banget mba. Belanja inline dan liburan jgn ambil dr gaji bulanan. Makanya niihhh knp gak pernah cukup perasaan... godaan setannya gede banget. TFS mba..

    BalasHapus
    Balasan
    1. masama, godaan setan yang terkutuk emang ya itu belanja online hahahah nikmat banget sih ya

      Hapus
  25. yess setuju, boleh kog belanja belanji asal dengan alokasi anggaran yang tepat. Seperti rindu invoice pemirsah wkwkw saatnya cuss kita menyenangkan diri sendiri ahahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. bahahha, jadi inget invoice mana nih yang belonan cair hahaha

      Hapus
  26. Bener nih, yg dana darurat emang penting ya, krn buat jaga2 ya kl tjd apa2.

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisanku ini, bahagia deh rasanya kalo kamu bisa berkomentar baik tanpa ngasih link apapun dan enggak SPAM. :)