“Menjadi
orangtua itu enggak ada sekolahnya”, aku sih setuju banget sama kalimat
tersebut. Justru si anak bujanglah yang menjadi guru kehidupanku. Iya, Darell
Adhibrata adalah guru besar kehidupanku. Banyak hal yang aku pelajari sejak
melahirkan Darell ke dunia ini.
Masa-masa
prasekolah Darell merupakan masa-masa sesungguhnya peran aku sebagai orangtua
diuji. Ibarat sekolah, aku menganggap usia 4 – 6 tahun ini adalah ujian
pertamaku. Si anak bujang yang penurut, jarang ngambeg, bisa dibilang hampir
enggak pernah tantrum, pokoknya manis banget deh berubah drastis saat usianya
genap 4 tahun.
Smart Parenting Workshop
Belum lagi,
anakku ini memang terbilang super aktif. Enggak bisa diem. Selama dia belum tidur,
semuanya dicoba untuk memuaskan rasa ingin tahunya yang besar. Iya, aku sempat
kewalahan Mam. Nah, beruntung aku diberi kesempatan untuk menghadiri Smart
Parenting Workshop di Pekanbaru akhir pekan yang lalu. Banyak sekali insight
seputar tumbuh kembang anak dan bagaimana menghadapinya yang aku dapatkan dari
workshop ini.
Dijelaskan
oleh Dr. Ismet, Sp.A bahwa pertumbuhan dan perkembangan si Kecil sangat pesat
dalam 5 tahun pertama usianya. Hal ini enggak heran sih ya, bahkan periode usia
dini (0-6 tahun) sering disebut sebagai fase periode emas bagi pertumbuhan
anak.
Dalam dua
tahun pertama usia anak, otaknya tumbuh hingga 80% ukuran otak orang dewasa.
Ketika ia memasuki usia 5 tahun, pertumbuhan otaknya mencapai 90%. Pada fase
ini, sekitar 85% kecerdasan dan kepribadiannya juga telah terbentuk. Hmm..
pantes aja saat Darell berusia 5 tahun
kok ya banyak kepintaran baru yang dimilikinya. Enggak hanya itu, Darell juga
lebih percaya diri dan berani serta kosakatanya nambah banyak.
Karakteristik Anak Sesuai Usia
Nah, di masa
inilah biasanya anak kita sudah bisa menunjukkan jenis kepintaran tertentu.
Darimana sih cari taunya? Kalo aku udah kenalan dan udah daftar menjadi anggota
di www.parentingclub.co.id dong. Dari sinilah aku bisa mengenali kepintaran anakku, Darell dengan
memanfaatkan fitur Smart Strength Finder.
Hal lain
yang aku dapatkan dari Smart Parenting Workshop yaitu mengenai karakteristik
anak dari 0 sampai 6 tahun yang dipaparkan oleh Dr. Fitri Hartanto, Sp. A (K)
sebagai berikut:
Karakteristik
perilaku anak usia dibawah 1 tahun didominasi oleh perkembangan motorik atau
gerakan yang sifatnya reflek dan protektif. Mereka sangat peka terhadap
lingkungannya dan mempunyai cara unik untuk meresponsnya.
Karakteristik
perilaku anak usia 1 – 3 tahun cenderung sangat enerjik, aktif, antusias dan
selalu ingin tahu. Kalo istilah sekarang mah “kepo” banget gituh. Kemampuan
motorik, sosial dan bahasanya pun berkembang optimal di masa ini. Tak heran,
keaktifan dan rasa keingintahuannya yang kuat kerap membuat orang dewasa
gemeesss.
Karakteristik
perilaku anak usia 4 – 6 tahun yang paling menonjol yaitu energinya yang
luarbiasa. Mam, percaya deh, anak usia ini diemnya cuma pas tidur aja. Belum
lagi rasa antusiasme dan ingin tahunya yang semakin membesar. Lihat apa aja
ditanyain, malah saking keponya, anak usia ini enggak takut untuk mencoba
hal-hal baru. Disinilah peran orangtua sanga diperlukan Mam dan Pap.
Cara Menstimulasi Kepintaran Anak Usia Prasekolah
Bermain
adalah salah satu cara bagi anak untuk belajar dan merasakan pengalaman yang
baru. Dari kegiatan bermain akan mengasah kecerdasan mental, fisik, maupun sosial anak dalam
memahami nilai-nilai kehidupan.
Biarkan anak memilih permainannya, tidak perlu diarahkan biarkan ia menentukan sendiri, di sini anak belajar untuk bernegosiasi,
bekerja sama, berbagi dan menyelesaikan konflik. Dalam
memilih permainan tidak melulu mainan yang mahal lho Mam, dengan bermain bola
saja sudah mampu mengasah motorik kakinya dan mengatur emosinya bergantian dalam
menendang bola.
Selain faktor kepintaran, hal lain yang juga
menentukan kesiapan si Kecil masuk sekolah yaitu kesiapan fisik, emosional, dan
sosial. Kesiapan emosional dan sosial antara lain
tercermin dari perilaku anak. Perilaku adalah kemampuan memahami dan bertindak
bijaksana dalam menghadapi atau berhubungan dengan orang lain.
Banyak orang tua
kebingungan menghadapi perilaku anaknya yang dianggap “bermasalah”. Padahal,
perilaku normal setiap anak bisa saja berbeda karena tergantung usia,
kepribadian, serta perkembangan fisik dan emosionalnya.
Untuk mengembangkan kepribadian anak dalam periode emasnya, orang tua perlu menyinergikan kepintaran si Kecil. Langkah ini sekaligus dapat membantu menyeimbangkan kepintaran dan perilaku anak. Sinergi kepintaran dapat mengembangkan kepintaran Akal, Fisik, dan Sosial si Kecil.
Melalui
sinergi kepintaran, si Kecil dapat tumbuh menjadi anak yang pintarnya beda dan
kelak memiliki masa depan penuh kesuksesan.
Peran Orangtua dalam Menstimulasi Kepintaran Anak
Anak usia dini adalah masa-masa yang butuh perhatian
dan kasih sayang total dari kedua orangtuanya. Apabila anak diasuh dengan pola
asuh demokratis maka tumbuh kembang anak akan lebih baik. Karena
jika pola asuh yang diterapkan orangtua kepada anaknya demokratis dapat
membentuk anak menjadi sosok pemberani, mempunyai rasa percaya diri yang
tinggi, tidak tergantung kepada orangtuanya.
Sebaliknya jika pola asuh orangtua kepada anaknya otoriter anak akan cenderung takut untuk melakukan sesuatu untuk perkembangannya yang lebih baik karena apapun aktivitas anak selalu dikekang dan orangtua terlalu takut membebaskan anaknya beraktivitas. Anak akan cenderung penakut, tidak percaya diri, tergantung kepada orangtua, cenderung pendiam, pemurung, tidak mudah tersenyum, dan tidak gembira.
Dari Smart Parenting Workshop ini bisa disimpulkan
bahwa anak usia
prasekolah adalah “anak usia 4-6 tahun dimana pada masa ini anak
telah mencapai kematangan dalam berbagai macam fungsi motorik dan diikuti
dengan perkembangan intelektual dan sosioemosional”.
Selain
itu, imajinasi intelektual dan keinginan anak untuk mencari tahu dan
bereksplorasi terhadap lingkungan juga merupakan ciri utama anak pada usia ini.
Makanya Mam dan Pap perlu banget melakukan beberapa hal ini agar si Kecil
tumbuh menjadi anak yang #PintarnyaBeda:
1. Lakukan interaksi/bonding sesering mungkin dan
bervariasi dengan si Kecil.
2. Tunjukkan minat terhadap apa yang dilakukannya dan
berikan kesempatan kepada sikecil untuk meneliti dan mendapatkan pengalaman
dalam banyak hal.
3. Berikan kesempatan dan dorongan untuk melakukan berbagai
kegiatan secara mandiri, dan doronglah sikecil agar mau mencoba mendapatkan
keterampilan dalam berbagai tingkah laku.
4. Kagumilah dan
beri reward apa yang dilakukanya sehingga akan timbul rasa percaya diri dan
apabila berkomunikasi dengan anak, lakukan dengan hangat dan dengan ketulusan
hati.
Kalo mentemen sendiri punya
cerita atau pengalaman dalam mengatasi perilaku anak usia prasekolah? Ceritain
dong di kolom komentar, biar bisa saling berbagi dan saling menguatkan J
Masa masa itu dulu jadi salah satu masa penyesalan saya. Pada suatu ketika pernah Navaro tantrum gak mau ditinggal di sekolahnya (TK A). Dan saya bukannya sabar malah marahin dia. Sediiih banget. Sampe sekarang menyesal :(
BalasHapussi riyadhun baru mau 2 tahun, baca ini jadi nambah info buat dua tahun ke depan. eniwei, he eh banget. anak 1-3 tahun nggak bisa diemnya luar biasa. dan berlanjut sampae 4-6 tahun yak. oke, yg penting anak sehat. mamak siapkan tenanga yang banyak. lol
BalasHapuskarakteristiknya bener banget tuh, si bungsu yg 6 tahun energinya memang luarrr biasahhh ;p
BalasHapusMbaaaa anak mu ganteng banget daaaah..
BalasHapuswww.sistersdyne.com
Aku udah lewatin niy masa2 prasekolah gini. Dulu pada masa itu... waaaaa luar biasa sabar deh bujuk2 si kecil yg ga mau masuk kelas, trus nungguin di dlm kelas,ngerayu2 supaya dia betah.
BalasHapusSekrg udah pada besar, malah jd kangen lagi punya anak kecil.
lagi gemes-gemesnya ya kak Aie usia Darrel ini!
BalasHapusKu salut sama kak aie wroking mom sekaligus bloher heits tapi masih concern banget urusan anak. kewl! :)
working mom maksudnya~~
HapusIya bener banget, usia Narend 1-3 tahun termasuk usia Kepo. Pengen tahu segalanya. enerjik, aktif, antusias dan selalu ingin tahu. Jadi kudu ekstra tenaga dan kesabaran :))
BalasHapusUdah dijawab nanya lagi, nanya lagi, sampai dia merasa puas akan jawabannya :p
Workshop yang sangaattt berfaedah utk ortu era milenial ya
BalasHapus--bukanbocahbiasa(dot)com--
Waktu kecil, Ibuku gini juga gak ya....
BalasHapusDarell pasti cerdaass yaaaaaa ... semoga tumbuh sehat dan makin cerdas dan semua cita2nya bisa tercapai. amin.
BalasHapusKa Aie, aku lebih banyak energi untuk anak kedua, super banget deh, usianya masih 3.5 tahun, tapi apa aja ditanyaa.. terus kalo dia ngerasa kita asal jawabnya dia tahu tuh dan kesel gitu. Memang mendidik anak itu ngga ada sekolahnya, sharing info dari ka aie ini sangat bermanfaat banget buat belajar menjadi orang tua yang lebih baik setiap harinya.
BalasHapusKharakteristik anak sesuai usia ternyata berbeda ya. Jadi tau
BalasHapusAiman juga aktif banget Mbak, usianya 5 tahun. Sering heran deh dia kayak ga punya rasa capek, baru diam kalo tidur.
BalasHapusTrus juga sekarang masa-masa dia suka nanya dan protes, mesti ekstra sabar emang mendidik anak usia pra sekolah itu.
Bermanfaat banget nih. Saya jarang sih berhubungan sama anak prasekolah. Tp senang dapat ilmu. Makasih sharingnya ya mbak.
BalasHapusKita sebagai ortu mesti pintar-pintar melihat perkembangan anak-anak kita. Apalagi perilakunya. Beda usia beda perilaku. Makanya, beruntunglah orang tua yang bisa seharian penuh bersama anak-anaknya.
BalasHapusHmm jadi gitu ya.. perilaku anak. Bermanfaat sekali nih buat mahmud dan pahmud #KayakSaya
BalasHapusKarakteristik anak usia 4-6 tahun.. Gak bisa diem >>> Kirana banget. Mamaknya pening. Anak macam bola bekel. Mental sana sini. Hahahahah.. Aku udah coba smart strength findernya. Kirana mkuat di musik sm fisik. Pas bener sm anaknya. :)
BalasHapusThank you informasinya mba... jadi punya bekel buat si kecil...^^ udah register juga di parentingclub nya...
BalasHapusbener banget ini, anakku yang usia 5thn lagi aktif2nya. diemnya klo tidur aja hehehe
BalasHapusWalau saya belum nikah dan punya anak, pasti ngebayangin kalo udah punya nanti bakal gimana, nih anak gue mau dibawa ke mana. Sekarang mah gemes-gemes aja ngeliat anak temen yang lincah dan pinter, nggak tahu deh nanti gimana, hehehe....
BalasHapusBetul, jadi orang tua itu nggak ada skolahnya. Makanya kudu terus belajar. Makin gede anak, juga belajar parentingnya harus makin banyak, makasih sharingnya kaka
BalasHapussaat ini karena si bungsu baru berumur 2 tahun, siap-siap deh menghadapi banyak hal yang bikin gemes! :D
BalasHapusKalo lagi gemes, bisa inget-inget artikel ini deh biar gemesnya berkurang :)
wow, tipsnya banget membantu banget dan jadi tahu. Peran orang tua sangat penting untuk perkembangan anak.
BalasHapusSama nih sama anakku mba, dulu waktu usia 1 sampe 3 tahun ga pernah rewel, cm makannya susah. Tapi skrng malah kebalikan, jadi suka maksa kalo mau sesuatu tapi kalo makan skrng malah lancar. Hehehe....
BalasHapusSeru ya belajar sama anak yang masih usia pra sekolah, seru-seru-kesel. Kadang pas main sm ponakan terutama yg cwo harus siap energi, anaknya aktif bgt. Beda sm kakakny yg cwe, lebih diem tp bnyak nanya. Hrus bner2 belajar terus buat ngedampingin anak2 kreatif
BalasHapussekarang saya lagi menghadapi perilaku anak di usia 4-6 tahun nih mbak. Aktifnya Masya Allah deh, emaknya kudu super sabaar menghadapinya hehehe
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus