Andiyani Achmad

Sabtu, 02 Desember 2017

Kenali Lebih Jauh Kanker Serviks Bersama Mayapada Hospital

We meet someone for one good reason, either they will learn something from us or vice versa. Nah, yang terjadi sama aku, pertemuan dengan sosok Mba Elly, seorang pejuang kanker, memberikan diri ini banyak sekali pembelajaran. Bukan hanya perjuangan Mba Elly dalam melawan kanker yang diidapnya, namun juga bagaimana beliau kuat melalui dan menghadapi takdir hidupnya.


Blogger Gathering with Mayapada Hospital

Fakta mencengangkan bahwa setiap tahunnya di Indonesia telah terjadi 21 ribu kasus kanker serviks, atas dasar inilah Indonesia menempati urutan ke-2 dalam jumlah tertinggi negara yang penduduknya mengidap kanker serviks.

Wow!

Salah satu pendorong tingginya angka kasus kanker serviks karena tidak adanya proses pemantauan sejak dini. Untuk itulah Rumah Sakit Mayapada menyelenggarakan Blogger Gathering untuk sosialisai pada hari Kamis, 30 November 2017, di The Hook, Kemang dengan tema “Mengenali Bahaya Kanker Serviks” dengan narasumber dr. Yuslam Fidianto, Sp.OG.




Aku sendiri mengetahui kanker serviks di tahun 2008, saat itu seorang teman meminta aku untuk menemaninya melakukan serangkaian test di salah satu rumah sakit di Jakarta. Seingat aku, kanker serviks yang diidap temanku itu stadium 1. Karena itu masih bisa dilakukan serangkaian pencegahan dan pengobatan.

Lantas apa sih penyebab utama kanker serviks? Jawabannya adalah Human Papilloma Virus atau disingkat HPV yang menyerang alat reproduksi wanita melalui berbagai macam cara dan salah satu cara yang paling cepat ialah berhubungan intim.

Kanker serviks terbilang mematikan sebab virus penyebar kanker ini sulit sekali terdeteksi secara dini sehingga banyak kasus terjadi dimana pasien telah terdiagnosis penyakit ini dalam keadaan parah. Untuk itu sangat disarankan para wanita untuk lebih concern dan waspada lagi terhadap kesehatan juga kebersihan organ intimnya.



Waspada! Ini Lho Gejala Kanker Serviks

Sebenarnya, pada tahap awal, wanita dengan kanker serviks awal dan pre-kanker tidak akan mengalami gejala. Pasalnya, kanker serviks tidak menunjukkan gejala hingga tumor terbentuk. Untuk itu, dari Blogger Gathering Mayapada Hospital aku bisa menyimpulkan gejala kanker serviks yang patut diwaspadai oleh wanita berkut ini:

1. Perdarahan yang tidak wajar dari vagina. Misalnya perdarahan padahal tidak sedang haid, menstruasi yang lebih panjang, perdarahan setelah atau saat berhubungan seks, setelah menopause, setelah buang air besar, atau setelah pemeriksaan panggul.
2. Siklus menstruasi jadi tidak teratur.
3. Nyeri pada panggul (di perut bagian bawah).
4. Nyeri saat berhubungan seks.
5. Nyeri di pinggang (punggung bawah) atau kaki.
6. Badan lemas dan mudah lelah.
7. Berat badan menurun padahal tidak sedang diet.
8. Kehilangan nafsu makan.
9. Cairan yang tidak normal, seperti berbau menyengat atau disertai darah.
10. Salah satu kaki membengkak.

Selain yang sebutkan di atas, ada beberapa kondisi lainnya, seperti infeksi pada organ intim. Untuk itu sangat disarankan setiap wanita bisa lebih aware lagi dengan sinyal-sinyal yang diberikan oleh tubuh. Jika terjadi hal yang tidak lazim sebaiknya periksa ke dokter. Lebih baik deteksi dini ketimbang udah kejadian kan ya?



dr. Yuslam dalam kesempatan tanya jawab dengan para blogger yang hadir menyampaikan pesannya agar bagi wanita yang sudah menikah untuk rutin melakukan pap smear, setialah pada satu pasangan dan lakukan vaksin HPV untuk mencegahnya.

Apa Sih Penyebab Kanker Serviks?

Hampir semua kasus kanker serviks disebabkan oleh human papillomavirus atau disingkat HPV. Ada lebih dari seratus jenis HPV, tapi sejauh ini hanya ada kira-kira 13 jenis virus yang bisa jadi penyebab kanker serviks. Virus ini sering ditularkan melalui hubungan seksual.
Di dalam tubuh wanita, virus ini menghasilkan dua jenis protein, yaitu E6 dan E7. Kedua protein ini berbahaya karena bisa menonaktifkan gen-gen tertentu dalam tubuh wanita yang berperan dalam menghentikan perkembangan tumor.
Kedua protein ini juga memicu pertumbuhan sel-sel dinding rahim secara agresif. Pertumbuhan sel yang tidak wajar ini akhirnya menyebabkan perubahan gen (disebut juga sebagai mutasi gen). Mutasi gen inilah yang lantas menjadi penyebab kanker serviks berkembang dalam tubuh.

Beberapa jenis HPV tidak menyebabkan gejala sama sekali. Namun, sebagian jenis bisa menyebabkan kutil pada kelamin, dan beberapa bisa jadi penyebab kanker serviks. Hanya dokter yang bisa mendiagnosis dan memastikan seberapa bahaya jenis HPV yang dialami.
Dua turunan dari virus HPV (HPV 16 dan HPV 18) diketahui berperan dalam 70% dari kasus kanker serviks. Jenis infeksi HPV ini tidak menyebabkan gejala apa pun, sehingga banyak wanita tidak menyadari mereka memiliki infeksi. Faktanya, kebanyakan wanita dewasa sebenarnya pernah menjadi “tuan rumah” HPV pada saat tertentu dalam hidup mereka.
HPV dapat dengan mudah ditemukan melalui tes pap smear. Inilah mengapa tes pap smear sangat penting untuk mencegah kanker serviks. Tes pap smear mampu mendeteksi perbedaan pada sel serviks sebelum berubah menjadi kanker.

Cara Dokter Mendiagnosis Kanker Serviks

Ada beberapa tes yang mungkin diperlukan untuk mengonfirmasi kalo kita terdiagnosa kanker serviks, seperti:

Kolposkopi. Prosedur dilakukan dengan mikroskop kecil dengan sumber cahaya di ujung digunakan untuk memeriksa serviks.

Cone biopsy. Prosedur kecil ini dilakukan di bawah obat bius. Bagian kecil berbentuk kerucut pada serviks akan diangkat untuk diperiksa. Setelah itu, kemungkinan kita akan mengalami perdarahan vagina hingga empat minggu setelah prosedur. Tak sedikit juga mengalami nyeri seperti haid.
Selanjutnya, apabila dokter yakin kita memiliki gejala kanker serviks, dokter kemudian akan memeriksa seberapa parah kondisi (tahap stadium) kanker. Tesnya dapat meliputi hal-hal di bawah ini:
1. Memeriksa rahim, vagina, rektum, dan kemih apabila terdapat kanker. Prosedur ini dilakukan dengan obat bius.
2. Tes darah untuk memeriksa kondisi sekitar organ, seperti tulang, darah dan ginjal.3. 
3. Tes imaging (pemindaian), yaitu dengan teknologi Computerised tomography (CT) scan, Magnetic resonance imaging (MRI) scan, sinar X, dan Positive emission tomography (PET) scan. Tujuan tes ini yaitu untuk mengidentifikasi tumor kanker dan apabila sel kanker telah menyebar (metastasis).


Pengalaman Mba Elly, Survival 2 Kanker Premier

Mba Elly adalah survival 2 kanker premier, kanker usus dan kanker serviks yang beliau alami sejak tahun 2015.
Menurut pengalaman Mba Elly, yang nama lengkapnya adalah Sumbangsih Elly Mawati, kanker usus biasanya disertai dengan gejala seperti diare, sembelit ataupun BAB berdarah yang tak berkesudahan. Saat beliau mengetahui ada yang tidak beres dengan tubuhnya, dengan sigap beliau langsung konsultasikan ke dokter yag selanjutnya dilakukan tindakan operasi. Ini tentunya setelah serangkaian test yang harus dilalui Mba Elly.
Selama 7 jam, Mba Elly dioperasi besar yang menurut ceritanya, para dokter yang melakukan operasi kanker usus beliau harus mengeluarkan ususnya dan memotong sebanyak 10cm usus miliknya lalu mengembalikannya kembali ke dalam perut Mba Elly. Duh, aku enggak kebayang sih, tak mampu juga buat membayangkannya.
Setelah operasi yang dilakukan selama 7 jam, Mba Elly pun melakukan kemo oral karena kanker usus yang dialaminya memasuki stadium 2A. Mendengar cerita Mba Elly berbagi pengalamannya menghadapi kanker usus kok aku yang nangis ya. Apalagi Mba Elly menceritakannya dengan santai dan sambil tersenyum seakan tanpa beban. Yes, she is super strong!

8 bulan setelah operasi kanker usus, Mba Elly pun kembali diberi ujian oleh Allah SWT, beliau mengalami keputihan yang cukup hebat. Karena merasakan hal yang tak lazim terjadi pada tubuhnya, Mba Elly pun kembali periksakan dirinya ke dokter. Namun kali ini, beliau menemui onkologi untuk pemeriksaan lebih lanjut. 
Tak disangka, hasilnya beliau terdiagnosis kanker serviks stadium 1 B. Ya Allah, makin berlinang ini airmata dengerin ceritanya Mba Elly. Beliau kuat banget lho. Seakan yang diceritakannya  itu cuma sakit usus bantu atau apa gitu. Dan Mba Elly pun kembali ke kamar operasi untuk melakukan operasi radikal yaitu pengangkatan rahim, serviks dan kedua ovariumnya. Meskipun operasinya berhasil, Mba Elly pun harus merelakan rahim, serviks dan ovariumnya , dengan kata lain beliau menjadi WTS atau Wanita Tanpa Serviks.
Efek dari serangkaian operasi kanker serviks itu, Mba Elly harus mengalami menopause dini. Tidak bisa berhubungan intim. Malah beliau sempat mengikhlaskan suaminya untuk menikah kembali dengan satu syarat utama, pastikan wanita tersebut jauh lebih sehat kondisinya dibanding Mba Elly. Makin mewek aku dengerinnya. 

Blogger yang hadir tak kuasa untuk bertanya, apa sih yang membuat Mba Elly setegar dan sekuat itu? Dan jawaban dari Mba Elly sungguh diluar ekspektasi, menurut beliau kunci dari menghadapi dan melalui 2 kanker dalam tubuhnya yaitu Ikhlas, Sabar dan Bersyukur.
Menariknya lagi, ketiga anak Mba Elly enggak ada yang tau tentang penyakit Mba Elly. Alasan beliau adalah jangan sampe ketiga anaknya tersebut enggak fokus sekolah nantinya. Justru ketiga anaknyalah yang menjadi alasan kuat Mba Elly berjuang dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya, melalukan proses pemeriksaan yang panjang dan operasi besar. 
Mba Elly pun berpesan pada semua wanita untuk dapat menjaga organ intimnya, bagi yang sudah menikah rutin lakukan pap smear dan juga vaksin HPV. Memang untuk vaksin HPV agak mahal ya, namun manfaatnya untuk jangka panjang lho. 
Bahkan dr. Yuslam mengatakan kanker serviks adalah kanker yang cukup unik karena sebabnya dari virus HPV dimana hanya bisa terjadi saat intercourse atau berhubungan intim. Jangan deh ya gatel-gatel gonta ganti pasangan. Setia. Jaga pasangan masing-masing. Trus juga buat para laki-laki sebaiknyay disunat, karena bagian dari penis yang tidak disunat itu bisa menjadi tumbuhnya virus HPV saat senggama.

Dari Mba Elly, aku jadi memahami lagi arti ikhlas, sabar & syukur sesungguhnya. Karena 3 kata itulah yang memberikan kekuatan pada beliau untuk melalui serangkaian pemeriksaan, operasi & bolak-balik rumah sakit.


Pesan Mba Elly untuk semua wanita khususnya, jaga diri kalian baik-baik, aware akan sinyal-sinyal yang diberikan oleh tubuh, & berani untuk melakukan deteksi dini.

Senada dengan Mba Elly, dr. Yuslam juga berpesan untuk semua masyarakat, lakukan pap smear secara rutin bagi yang sudah menikah, setia pada satu pasangan (ini pun berlaku bagi laki-laki) dan lakukan vaksin HPV untuk mencegah.

Pemenang Best Live Tweet

Pemenang Doorprize

Kesimpulannya, sebagai wanita yang diberikan kekuatan lebih untuk menghadapi permasalahan dalam hidup, baiknya rajin merawat organ intim, aware akan perubahan pada tubuh sendiri & jangan takut untuk melakukan pemeriksaan dini. Rutin pap smear & lakukan vaksin HPV.

Terima kasih @mayapadahospital & @komunitasisb yang sudah memberikan kesempatan luarbiasa ini untuk aku bertemu dengan Mba Elly serta menyelenggarakan acara yang sangat bermanfaat & berfaedah. Padahal masih pengen nanya-nanya 😅 pas ngobrol sama mba Elly pun aku tak kuasa untuk meluk & nangis melihat betapa kuatnya beliau.

Jadi, buat buibu yang belum pap smear? Cuss lah!
Belum vaksin HPV? Lakukanlah!
Siapa lagi yang menjaga diri kita?

Pap Smear dan Vaksin HPV di Mayapada Hospital

Mayapada Hospital mempunyai banyak layanan atau biasa disebut Centre of Excellence, salah satunya yaitu Oncology Centre yang didedikasikan untuk pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan rehabilitasi kanker. Para ahli onkologi medis terlatih secara internasional; bedah onkologi dan perawatan onkologi memberikan berbagai rawat inap, rawat jalan dan pelayanan satu hari.

Vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks adalah salah satu metode pencegahan dengan cara pemberian vaksin yang bisa merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi yang dapat mencegah HPV menginfeksi sel yang bisa menyebabkan kanker serviks dan beberapa jenis kanker lainnya.



Mayapada Hospital melayani vaksin HPV yang terdiri dari 2 paket:

1. Paket Rose Rp. 3.100.000,- yang sudah termasuk biaya administrasi, pemeriksaan dokter Obstetric & Gynecology dan 3x vaksinasi Gardasil 0.5ml.

2. Pakte Lavender Rp. 2.600.000,- yang sudah termasuk biaya administrasi, pemeriksaan dokter Obstetric & Gynecology dan 3x vaksinasi Cervarix 0.5ml.

Kedua paket di atas berlaku hingga 31 Desember 2017. Info lebih lanjut kamu bisa menghubungi 021-29217777 ext. 7124. 

Sedangkan pap smear yang merupakan tindakan deteksi dini bagi wanita yang sudah menikah berfungsi untuk melihat kondisi sel-sel organ serviks dan vagina. Tes ini sederhana dan prosesnya cepat, serta biasanya tidak sakit.

Pap smear sebaiknya dilakukan 5 hari setelah haid atau 10-20 hari setelah hari pertama haid agar leher rahim bersih dari sisa-sisa darah haid. Dalam 2 hari sebelum pap smear sebaiknya hindari membersihkan vagina dengan krim atau sabun apapun, juga douching (penyemprotan obat atau larutan tertentu ke arah liang vagina).

Hindari penggunaan tampon atau obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina dan hindari dahulu berhubungan intim. Jika sedang keputihan ataupun ada keluhan lainnya seperti rasa gatal, sakit atau panas di area mulut vagina pada dokter.

Informasi lainnya seputar kesehatan yang ada di Mayapada Hospital bisa juga kamu lihat di:
Instagram: @mayapadahospital
Facebook Fanpage: Mayapada Hospital
Twitter: @rsmayapada






31 komentar:

  1. Ngeri ya...jadi punya bayangan deh....dan niat bgtt mau ikutin serangkaian pemeriksaan, makasih mba infonya

    BalasHapus
  2. Aku mau pap smear segera...serem lihat bahayanya

    BalasHapus
  3. Tahu tentang sebuah penyakit dari orang yang pernah berjuang dan berhasil itu berpengaruh bgt ya buat seseorang, mindset kita jadi kuat, yakin dan percaya diri bahwa usaha gak akan membohongi hasil, aku pribadi seneng denger cerita pejuang seperti ini, membanggakan bgt.

    BalasHapus
  4. Aku belum pernah pap smear, pernah mau nyoba tapi ada rasa takut, setelah mendengar penjelasan dr. Yuslam jadi berani mau pap smear. Senang ikutan acara seperti ini karena bisa memotivasi para wanita utk care dengan gejala kanker serviks.

    BalasHapus
  5. Waktu aku usia 7 tahun tetanggaku ada yg terkena penyakit ini, dulu pengetahuan belum seperti sekarang. Sekarang kita bisa lebih peduli pada kesehatan dan melakukan pencegahan agar terhindar ya mba. Apalagi kalau sudah tahu ciri-cirinya harus segera diperiksa.

    BalasHapus
  6. Salut sama bu elly, tetap ceria dan memang benar kita harus tetap berfikir positif agar tidak mudah stress

    BalasHapus
  7. Sayangnya pap semar dan vaksin ini masih lumayan mahal ya harganya padahal penyakut ini amat berbahaya dan butuh perhatian lebih dari pemerintah...

    BalasHapus
  8. Pap Smear dan Vaksin HPV apa bisa memakai BPJS mbak

    BalasHapus
  9. Ya Allah aku paling takut sama penyakit ini, semoga kita semua dijauhkan dari penyakit ini ya mbak aamiin

    BalasHapus
  10. Aku pengen banget nih pap smear dan vaksin HPV. Thanks for sharing infonya yaa :D

    BalasHapus
  11. Wah infonya penting banget buat para perempuan niy mbak... yess kita harus positive thinking biar ga stress, thanks for sharing.

    BalasHapus
  12. Mbak Andiyani, saya baca ini sambil mau-mau ogah, karena ngeri sendiri tapi perlu tahu. Bermanfaat banget informasinya, harus ngewanti-wanti diri sendiri dan orang di sekitar tentang bahaya kanker serviks yang nggak bisa dianggap remeh ini. Semoga kita sehat selalu. Informatif dan lengkap!

    BalasHapus
  13. Bersyukur, Sabar dan Ikhlas, kunci Ibu Elly dalam menjalani hidup saat ini, sosok yg sangat menginspirasi ya ka! Thanks for sharing ka Aie

    BalasHapus
  14. beruntung datang ke acara ini, banyak ilmu-ilmu baru mengenai kesehatan

    BalasHapus
  15. Alhamdulillah kemarin periksa ini bagus.Beruntung ya mba kalau undangan liputan seperti ini disamping tambah informasi buat kita dan buat banyak orang. Sehat selalu ya untuk dirimu.

    BalasHapus
  16. Kanker serviks serem ya jadi pembunuh teratas kaum perempuan. Hemmm jadi pengin ngecek juga nih.

    BalasHapus
  17. Kanker serviks selalu mengingatkanku pada seorang kerabat yang sudah meninggal akibat penyakit ini. Prosesnya begitu cepat karena seperti umumnya orang awam, rata-rata tahu saat stadium sudah tinggi. Orang-orang seperti bu Eli, semoga memberi ketegaran pada survivor lainnya.

    BalasHapus
  18. Makasih infonya Aie.
    Ini penting banget untuk semua orang tau bahaya dan gimana pencegahannya.
    Terutama untuk aku..

    BalasHapus
  19. Mari ingatkan keluarga kita akan pentingnya pencegahan dengan melakukan deteksi dini dengan papsmear dan mengantisipasi hadirnya kanker dengan vaksin HPV

    BalasHapus
  20. Yah kalo gw di sana pasti mewek juga deh dengerin cerita mbak elly iyu, huhuhu. Memang pencegahan sedari dini itu penting banget. Tapi kadang untuk investasi kesehatan gini, kita merasa harganya mahal. Padahal kalo udah terlanjur sakit dan terinfeksi malah lebih mahal lho, huhuhu.

    BalasHapus
  21. Kalau denger kanker serviks memang mengerikan banget, tapi kita harus bisa mencegahnya sedini mungkin ya mba

    BalasHapus
  22. Bunbes, baca ini sebenernya 'males' soalnya suka takut sendiri...tapi kudu tau, karena deteksi dini itu penting (ya kan). Jadi kalau belum nikah bisa ya vaksin HPV aja ? Buat Mbak Elly semoga Allah balaskan dengan pahala dan berkah keiklash-anya baik di dunia dan akhirat kelak xoxo

    BalasHapus
  23. Mengenai tampom, temen saya yg sudah menikah sebagian besarmenggunakannya. Tapi ternyata hal itu bisa menyebabkan indikasi kanker serviks ya :o

    BalasHapus
  24. Untung temennya mbak Aei masih stadium satu yah mbak. Jadi bisa dideteksi sedini mungkin. ��

    BalasHapus
  25. Dari tahun ke tahun terus meningkat ya Mba penderita kanker serviks ini. Cukup menakutkan sih. Krn itu sbg wanita Kita juga hrs aware ya dg kesehatan Kita sendiri. Hrs mulai hidup sehat dan cek rutin kesehatan secara berkala.

    BalasHapus
  26. Mbak Ai, makasih udah diingatkan lewat artikel ini!

    Informatif banget terutama untuk gejala-gejala awal biar semakin aware :)

    BalasHapus
  27. Aku dah vaksin HPV memang mahal tp deteksi dini dan proteksi jauh lbh murah drpd pengobatan kalau terkena. Semoga semua sehat sehat ya. Papsmear wajib buat perempuan menikah.

    BalasHapus
  28. Mahal ya vaksinnya. Aku belum nih mau nyiapin dana dl.

    BalasHapus
  29. Aku udah papsmearnya, tapi belum lanjut ke vaksinnya nih. Harus ke dokter spog ya mba kalau vaksin?

    BalasHapus
  30. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisanku ini, bahagia deh rasanya kalo kamu bisa berkomentar baik tanpa ngasih link apapun dan enggak SPAM. :)