Apa impian
terbesar kamu dalam hidup?
Traveling
bareng keluarga setiap tahunnya, punya rumah, memiliki usaha yang
sukses atau mau bisa nyekolahin anak sampai jenjang tertinggi sesuai cita-cita
mereka? Semua impian kamu itu bisa terwujud sesuai rencana asal… ada syaratnya
nih, asal kamu bisa kelola keuangan keluarga secara benar.
Emang sih,
secara ucapan dan teori kayaknya gampang aja buat urus keuangan keluarga. Tapi
ketika dipraktikkan, yalord, butuh konsistensi tinggi dan disiplin yang kuat. Yaiya
beb, yang namanya uang ya, gampang banget abisnya. Giliran dicari susaaaah
beut. Butuh usaha ekstra kuat dengan mental baja.
Meski ya,
sebagai ibu rumah tangga merangkap working
moms, didaulat sebagai menteri keuangan keluarga, aku butuh skill yang mumpuni buat kelola keuangan
supaya arus kas dan kehidupan kami sekeluarga aman, sentosa dan sejahtera
hingga nanti.
Beruntungnya
aku punya hobi nulis di blog dan optimalin sosmed milik pribadi, alhasil selain
jatah bulanan dari pak suami dan gaji bulanan. Aku jadi punya penghasilan
tambahan dari ngeblog dan postingan di sosmed. Mayan beb, buat tabungan eike pribadi
plus nambah-nambahin cashflow dan tabungan dana darurat.
Asik gak
tuh bahasan aku tentang finansial, serasa udah paham banget ye kan. Ini mah
thanks to Ibu
Berbagi Bijak dan Kumpulan Emak Blogger
yang ngasih kesempatan aku buat ikutan workshop tentang financial literacy
dengan nara sumber Prita Ghozie yang
sudah dikenal sebagai Financial Educator.
Tahun
kemarin aja, total aku udah ikutan 3 workshop yang bahasannya seputar financial
literacy. Workshop pertama itu ngebahas tentang Cermat Kelola KeuanganKeluarga. Dalam workshop ini aku jadi paham kalo sebenarnya ada banyak faktor yang bikin keuangan keluarga jadi tidak sehat. Seperti, kebiasaan bayar kartu kredit cuma minimum payment aja, ambil cicilan kebanyakan, dan tidak punya investasi.
Karena itu hal pertama buat mengetahui sehat atau tidaknya keuangan keluarga kita yaitu melakukan financial check up setiap bulannya. Ini dilakukan untuk mengetahui pengeluaran apa aja yang udah kita lakukan setiap bulannya, apakah sudah sesuai dengan list pengeluaran atau malah ada bocor halus yang lama-lama ngerembes. Alias, banyakan pengeluaran yang enggak disadar ternyata kalo dikumpulin setiap bulan bisa buat beli tiket PP ke Singapura atau malah bisa beli sofa.
Disinilah aku dapet ilmu pengalokasian keuangan keluarga, yaitu membagi penghasilan yang masuk dengan pengeluaran bulanan dalam porsi 5% buat zakat/sosial, 10% dana darurat, biaya hidup & cicilan 60%, investasi 15% dan gaya hidup 10%.
Selanjutnya, di workshop kedua, aku mendapatkan ilmu yang alhamdulillah juga berfaedah yaitu ngebahas tentang Budgeting & Saving. Tujuan dari workshop ini yaitu supaya kita bisa mewujudkan cita-cita keluarga seperti liburan, naik haji, punya mobil ataupun rumah. Mau dong?
Dari sinilah aku mulai sadar dan membiasakan diri buat memahami mana yang sesungguhnya benar-benar diperlukan oleh keluarga. Jangan sampe bias antara kebutuhan dan kemauan ya. Seringnya kan begitu ya buibu. Hahahah, liat barang diskon dikit beli, alasannya kan mumpung diskon. Trus enggak mikir lagi kalo pengeluaran ini bisa bikin keuangan keluarga ada bocor tipisnya. Atau, liat ada promo buy one get one di mall pas midnite sale pun dibeli. Padahal enggak butuh-butuh amatan. *beb, ini aku lagi ceramahin diri sendiri XD
Di workshop ini, Prita Ghozie mengeluarkan quotes yang menohok bikin sesek napas, ini nih quotes-nya "Tabung Dulu Beli Kemudian, Bukannya Beli Dulu Cicil Kemudian". Mak jleb ya beb. Aku pernah tuh terperangkap sama cicilan, tanpa diperhitungkan anggarannya. Alhasil, ngos-ngosan sendiri dah beresinnya. Ampun deh, enggak mau lagi kayak gitu.
Lalu, workshop ketiga, aku pun dibukakan mata dan berkenalan dengan Pilih Investasi Aman Buat Keluarga. Meski awalnya pesimis, kesininya aku jadi cukup percaya diri buat melakukan investasi for the shake of kesejahteraan keluarga di masa nanti. Kembali lagi, aku dan kamu pasti bisa kok berinvestasi. Asal pengaturan dan pengelolaan keuangan keluarga udah cukup fasih dan lancar. Ibaratnya udah jago gituh beb.
Lagian jaman now, investasi bisa dilakukan dengan modal awal 100ribuan aja kok. Yang penting kamu mesti paham bener apa aja jenis investasi yang cocok buat keuangan keluarga, pahami faktor-faktor risiko berinvestasi, dan yang terakhir selalu rajin melakukan evaluasi investasi buat tau posisi investasi kita udah sejauh apa. Inget beb, tujuan kamu berinvestasi itu demi masa depan keluarga.
Nah, balik lagi nih ke pertanyaan aku sebelumnya tentang impian dalam hidup. Kalo aku ditanyain, plis tanyain aku plis dengan lantang pasti akan aku jawab, mau punya bisnis usaha sendiri. Jadi womanpreneur gitu beb. Aku kan enggak selamanya kerja sama orang ya, begitupun suamiku. Jadi impian kita berdua sama deh. Punya bisnis usaha keluarga gitu.
Dulu ya, aku sempet punya bisnis online shop yang dimulai pertengahan tahun 2011 dan berakhir di awal tahun 2014. Ini bisa terjadi karena aku enggak bisa kelola keuangan bisnis dan arus kas usaha dicampur sama arus kas keluarga. Yaudah lah beb, bhay aja gitu. Jadi berantakan deh.
Menjadi womenpreneur nyatanya juga jadi pilihan Jenahara Nasution, yang dikenal sebagai Fashion Modest Designer di Indonesia. Namanya cukup diperhitungkan di kancah industri fashion Indonesia, khususnya fashion modest dan hijab fashion.
Thanks God, hari Rabu kemarin aku diundang lagi buat ikutan workshop Ibu Berbagi Bijak yang kali ini bertema Bijak Kelola Keuangan, Kunci Keluarga dan Masa Depan Sejahtera. Semacam di refresh ulang gimana bijaknya aku dalam mengelola keuangan keluarga. Alhamdulillahnya, ilmu kelola keuangan yang sudah aku dapetkan sebelumnya bisa dijalani dengan baik hingga detik ini. Dan semoga seterusnya ya.
Balik lagi ya ke pembahasan womenpreneur, tantangan utama saat memulai usaha yaitu bingung mau bikin usaha apa ya. Saking bingung bin galaunyam jadi banyak curhat kanan kiri. Padahal mah yang dicurhatin udah cukup puyeng ama masalah hidupnya ye kan. Daripada ngabisin waktu curhat nanya sana sini usaha apa yang cocok buat kamu. Mending nih, cari tau apa sih hobi ataupun kesukaan kamu, ini juga aku tahunya dari Prita Ghozie beb.
Berangkat dari kesadaran kamu atas hobi ataupun kesukaan kamu, mulai deh cari tau kira-kira pangsa pasarnya ada enggak ya. Seperti Jenahara Nasution yang punya hobi nge-design baju, specifically nge-design pakaian muslimah. Butuh sekitar 7 tahun dari 2004 buat bikin usahanya itu cukup dikenal masyarakat luas. 7 tahun beb!
Kalo kamu menganggap dengan punya usaha sendiri trus jam kerjanya jadi lebih fleksibel. Salah besar beb, saat kamu memutuskan untuk punya usaha sendiri itu artinya 24 jam waktu yang kamu punya didedikasikan buat ngembangin bisnis usaha kamu tersebut.
Hal lain yang mesti kamu pahami saat punya bisnis usaha sendiri yaitu, harus memisahkan antara keuangan pribadi dan usaha. Jangan dijadiin satu beb, entar bingung sendiri lho. Ini juga biar kamu enggak puyeng sama arus kas keuangan keluarga yang sumber penghasilannya dari pak suami. Juga jadi bisa lebih mengetahui kondisi usaha kamu, apakah untung atau rugi? Kan bisa dijadiin bahan evaluasi beb.
Support dari pasangan dan keluarga juga enggak kalah penting saat kamu menjalani dan menggeluti bisnis usaha yang kamu rintis beb. Karena ini jadi penguat dan semangat buat kamu. Sama halnya dengan Jenahara yang mendapatkan 100% support dari suaminya. Tips biar sukses jadi womenpreneur dari Jenahara yaitu harus punya GOALS yang kuat. Kalo Jenahara goals-nya yaitu supaya ada passive income yang lancar setiap bulannya jadi bisa traveling ke luar negeri cukup sering bareng keluarga deh. Enak ya beb. Tapi pengorbanan, kerja keras dan semangat dibalik itu semua cukup besar lho.
Prita Ghozie menambahkan, perlu adanya arus kas keluarga dan usaha yang jelas. Seperti:
1. Pisahkan antara keuangan rumah tangga dan usaha
2. Keuntungan datang dari omset usaha dikurangi biaya usaha
3. Jadikan keuntungan usaha sebagai dana kas keuangan rumah tangga
Kalo udah paham bener arus kas keluarga dan usaha, Prita Ghozie ngasih tips mengelola keuangan pebisnis sebagai berikut:
1. Memiliki perencanaan pengeluaran
2. Tidak punya utang konsumtif
3. Tabungan dan investasi
4. Dana darurat usaha
5. Asuransi kesehatan dan jiwa buat keluarga
Enaknya lagi kalo punya usaha sendiri itu, kamu bisa ngegaji diri sendiri dari hasil usahamu lho. Namun, kamu masukkan ke dalam arus kas keluarga di bagian biaya usaha ya.
Gimana, cukup tercerahkan gak sih? Well, uraian di atas adalah apa yang aku dapatkan selama mengikuti workshop bersama Ibu Berbagi Bijak. Menariknya, nih, enggak hanya emak bloggers yang ikutan tapi juga hadir juga Dharma Wanita Persatuan Provinsi DKI Jakarta.
Kalo bisa aku rangkum, buat mencapai keuangan yang ideal dalam keluarga kamu harus melakukan financial check up secara rutin, mengelola arus kas dengan konsep ZAPFIN (Zakat, Assurance, Present Consumption, Future Spending, dan Investment) dan merencanakan keuangan untuk menambah penghasilan rumah tangga dengan cara bekerja sebagai karyawan, menjadi investor ataupun menjadi womenpreneur.
Gimana, cukup tercerahkan gak sih? Well, uraian di atas adalah apa yang aku dapatkan selama mengikuti workshop bersama Ibu Berbagi Bijak. Menariknya, nih, enggak hanya emak bloggers yang ikutan tapi juga hadir juga Dharma Wanita Persatuan Provinsi DKI Jakarta.
makasih sharingnya
BalasHapussama-sama mba, makasi ya udah mampir :)
HapusAku nunggu nunggu artiketl event ini nih :)
BalasHapussemoga informasinya cukup informatif ya mba :)
HapusWah pas aku sudah mengatur keuangan sesuai ini yang semestinya ya, sam mbak aku pun pengen punya toko obat atau apotek sendiri, sudah lelah jadi karyawan mah :)
BalasHapustoossss mba! pengennya ngegaji karyawan ya. semoga impian kita berdua bisa terwujud ya mba, aamiin, demi masa depan keluarga yang sejahtera
HapusBenar nih keuangan keluarga perlu dipisahkan dengan keuangan bisnis meskipun bisnisnya masih kecil.
BalasHapusbiar gak saru antara pengeluaran usaha dan pengeluaran rumah tangga
HapusJadi Ibu kudu Bijak emang, karena harga lipen sama beras bisa mahalan lipen *eaaa
BalasHapusTFS bunbes, cucok buat yang single macam gie juga :D
bener banget, hahaha, sebagai wanita harus banget melek secara fnansial
HapusPerlu dipisahkan mana yang kebutuhan dan mana yang kemauan ya, Mba. Kalo gak, tak kan bisa kelola keuangan dengan baik.
BalasHapusdan harus istiqomah ya mba, disiplin dalam hal kelola keuangan rumah tangga
HapusMemilah keinginan dan kebutuhan ini PR besar ya mbak... 😁😁😁
BalasHapusbanget mbaaa... suka dipaksain butuh padahal cuman ingin hahahahha
HapusJika nabung dulu baru beli, rasanya pas uang terkumpul ingin di beli barang jadi tidak ada niat lagi buat belanja. Sayang uangnya
BalasHapushehehe iya ya mba
Hapusmemang, sebagai menteri keuangan di rumah, ibu harus bijak karena suami cenderung boros dalam arti beli barang2 ga perlu biasanya.
BalasHapussangat setuju mas :)
HapusIni nih kadang masih kecampur antara uang pribadi dan bisnis. Memang harus punya 2 rekening terpisah yaa.
BalasHapusbuibu kadang mau simplenya aja, uang pribadi sama bisnis dicampur, eh pas kepake bingung sendiri. hahahaha, iya kayaknya emang harus dipisah deh rekening pribadi dan bisnis
Hapusbetul, dan harus disiplin juga kelola anggaran rumah tangga dan usaha. duh, ilmuku masih cetek banget nih urusan beginian hahahahh
BalasHapusSeru ya Mba ikut event tentang financial literacy gini, nggak cuma daapt ilmu baru tapi juga jadi reminder udah beenr belum selama ini pengelolaan keuangan kita :)
BalasHapuswaah ini pentng banget yah Disinilah aku dapet ilmu pengalokasian keuangan keluarga, yaitu membagi penghasilan yang masuk dengan pengeluaran bulanan dalam porsi 5% buat zakat/sosial, 10% dana darurat, biaya hidup & cicilan 60%, investasi 15% dan gaya hidup 10%.
BalasHapuskudu diterapin nih aku anaknya masih asal bangeet
kalau nabung dulu baru beli sedang aku terapin sih ehhehe. itung2 melatih kesabaran juga yah :"")
btw kujuga ingin jd womanpreneur. my dream job!
Fin check up baiknya tiap bulan, ya. Makasih infonya. :D
BalasHapusBenar ya bukan masalah seberapa besar pendapatanmu tetapi seberapa paham kita mengelola pendapatan ini. Mau keliling dunia kan asal ada uang beres ya kak
BalasHapusWaktu punya usaha masih gamang banget semua pengeluaran sama pendapatan jadi satu makanya usaha ga maju2 hahaha ternyata harus di pisah ya.
BalasHapusNah ini. Lagi pengen nabung buat dana dsrurat. Smoga istiqomah, aamiin
BalasHapusnabung dulu nyicil kemudia hahahah bener banget ini, cuma ya kadang2 kalau ngga nekat nyicil suka susah, kayak bangun rumah XD dan sekarang menunggu cicilan kelar biar rada plooong hahaha.
BalasHapusJadi mompreneur itu ternyata ngga mudah ya, apalagi dalam pengelolaan uang. Jadi kayaknya aku jadi kuli kantoran dulu aja deh hahah #ngeles :D
dari jaman kuliah sampe sekarang menerapkan tips finansial dari mba Prita ini, efektif dan efisien banget dalam mengelola keuangan.
BalasHapusBeruntungnya kalo punya istri yang melek finansial :D Masih jomblo mah hanya bisa mengandai-andai...
BalasHapusNah, saya belum konsisten bikin persentase pengeluaran begitu. Walaupun tetap berusaha jangan sampai tekor setiap bulan. Kayaknya memang harus mulai lebih disiplin lagi
BalasHapusAku sih ga punya utang konsumtif karena emang ga mau punya kartu kredit dan sejenisnya. Tapi kok ya masih aja boros dan tergoda beli ina inuyang ga penting amat. Pantesan tabunganku susah bongsornya hahahaha.... Ngomongin soal pengeolaan keuangan selalu seru dan menarik, ya.
BalasHapusJadi mantap nggak nih mbak mau jadi womenpreneur?
BalasHapusItu yang sulit ya mba, nabung dulu baru beli, bukan beli dulu baru cicil. hahaha....berasa ditendang nih hati aku. Tapi emang betul sih, semua itu harus diniatkan.
BalasHapusBetul nih mba ai. Kita harus beda kan mana kebutuhan dan mana kemauan. Jgn sampe ikut2an trend, dipaksa beli. Malah jadi boror pengeluarannya . Apalagi ngutang! Hindari dah ya. Nabung dulu, baru beli.
BalasHapus"Bukannya Beli Dulu Cicil Kemudian" di beberapa hal yang nominalnya besar banget kalo gak berani juga buat cicil kayanya agak susah akan punya seperti mobil dan rumah, tapi kalo yang barang nominalnya lebih bisa terjangkau memang sebaiknya gak pake ilmu cicil kemudian deh, bikin gak bisa nabung atau punya simpanan juga... hihihi
BalasHapusmakasih sharing ilmu keuangannya mbak, manfaat banget,,,
Yang penting jangan tergiur 0% kalau kata mbak Prita, hahahahaaa... Pembicaraan kemarin seru banget ya mbak Ai, jadi pengen pengen punya usaha hijab nih sehabis membicarakan si Nun**a dan dapet pencerahan dari Jenahara.
BalasHapusMenjadi ibu memang harus bijak yah mbak AI, aku kadang masih suka kecampur uang bisnis dan kebutuhan rumah tangga. Saat ini sih sudah mulai memisahkan tabungan untuk bisnis dan untuk kebutuhan rumah tangga
BalasHapusLaff Jenahara!
BalasHapusbener banget klo keuangan tidak dipisahkan bakal berabe urusannya kedepan
BalasHapusDuh ini Jleb banget Mba, meski belum berumah tangga, aku ini blom bisa ngatur keuangan. Masih keteteran karena sering habisnya untuk gaya hidup sebagai lajang milenial hehhehe. Aku harus belajar bijak mengelola keuangan supaya jadi Ibu bijak yg mumpuni di kemudian hari
BalasHapusDisiplin itu mudah diomongin, tapi mesti latihan buat jalaninnya ya Mba.
BalasHapusPenting membuka mata tentang literasi keuangan, tapi musti disiplin menerapkan ya kam
BalasHapusUntuk dana darurat 10% ya, ini belum pernah dilakuin nih ��
BalasHapusWaaa acaranya berlanjut dan berkesinambungan gini ya. Aku ngikutin banget teman-teman yang ikutan acaranya VISA, semua materinya tuh informatif banget ya
BalasHapus"Tabung Dulu Beli Kemudian, Bukannya Beli Dulu Cicil Kemudian". Quotes itu emang bener ya. kalau kebanyakan cicilan bakalan bikin mumet dan stress. Kalo aku sih cicilan gak boleh lebih 3% penghasilan. Biar hidup aman dan tenang
BalasHapusAku penganut kepercayaan kalau pgn sesuatu nabung bukan kredit, mending gak punya barang itu dr pada punya tapi utang hehhee... Tapi ya itu duhhh ngatur nya musti sabar godaan dan jeli banget peritungannya �� misahin uang tabungan, uang keseharian dan uang buat macem2
BalasHapus"Tabung Dulu Beli Kemudian, Bukannya Beli Dulu Cicil Kemudian".
BalasHapus👆 Ini adalah true!!!!
Aku selalu suka dengan materi dan penyampaian tentang keuangan dari mba Prita, beberapa kali ikut workshopnya, ngena banget
BalasHapusSetiap orang boleh punya mimpi, asal harus bener2 berusaha mewujudkannya ya. Trmasuk saat pengen travelling bareng keluarga. Nah kalau udah gini yang namanya belajar mengatur keuangan dengan baik sifatnya jadi wajib ya. Ilmu bangt nih ikutan workshop keren begini
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus