Beberapa tahun belakangan memang sedang ramai pembahasan terkait kesehatan mental atau mental health di dunia nyata ataupun dunia media sosial. Namun, mungkin masih banyak yang sulit membedakan antara mental health awareness dengan mental illness. Well, beb kali ini aku mau membahas tentan mental health awareness dan bedanya dengan mental illness. Shall we start now ...
Bedanya Mental Health Awareness & Mental Illness
Kesehatan jiwa atau kesehatan mental adalah tingkatan kesejahteraan psikologis atau ketiadaan gangguan jiwa. Kesehatan mental terdiri dari beberapa jenis kondisi yang secara umum dikategorikan dalam 'kondisi sehat', 'gangguan kecemasan', 'stres', dan 'depresi'.
Seperti halnya kesehatan fisik, setiap orang memiliki kesehatan mental. Untuk membedakannya, kesehatan fisik adalah kondisi tubuh secara fisik, dan kesehatan mental adalah kondisi pikiran, perasaan, dan emosi. Mental health lebih dari sekadar tidak memiliki penyakit mental, tetapi juga kemampuan dalam mengatasi tantangan hidup dengan kuat.
Menjadi sehat secara mental memungkinkan seseorang untuk mengendalikan emosi, berpikir dan bertindak dengan baik, juga menikmati hidup dengan bahagia. Namun, jika kesehatan mental buruk, dapat menimbulkan perasaan tidak bahagia, sulit berpikir jernih, atau kewalahan oleh situasi stres.
Sedangkan mental illness atau penyakit mental merujuk pada suatu kondisi individu yang memiliki kriteria standar untuk di diagnosa, seperti depresi, kecemasan, dan gangguan obat-obatan. Mental illness secara signifikan memengaruhi perasaan, pemikirian, perilaku, dan interaksi seseorang dengan orang lain.
Jenis-Jenis Mental Illness
Umumnya kesehatan mental dipengaruhi oleh peristiwa dalam kehidupan yang berdampak besar pada kepribadian dan perilaku seseorang, seperti kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan anak, trauma, atau stres berat jangka panjang.
Jika kesehatan mental terganggu, maka timbul gangguan atau penyakit mental (mental illness) yang bisa mengubah cara seseorang dalam menangani stres, berhubungan dengan orang lain, membuat pilihan, dan memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri.
Adapun beberapa jenis gangguan mental yang umum ditemukan, antara lain depresi, gangguan bipolar, kecemasan, gangguan stres pasca trauma (PTSD), gangguan obsesif kompulsif (OCD), dan psikosi. Menariknya, beberapa penyakit mental hanya terjadi pada jenis pengidap tertentu, seperti postpartum depression yang hanya menyerang ibu setelah meahirkan.
Selanjutnya, yuk kenalan dengan jenis-jenis mental illness berikut:
Anxiety Disorder
Mungkin kamu semua sudah cukup familiar dengan gangguan mental satu ini. Anxiety disorder atau gangguan kecemasan umumnya disebabkan oleh pengaruh faktor lingkungan yang membebankan pikiran dan memicu stres. Akibatnya, penderita merasa gelisah tanpa henti serta rasa takut tanpa alasan yang pasti.
Penderita anxiety disorder cenderung merasa lelah, kesulitan untuk berkonsentrasi, sensitif, bahkan sulit untuk tidur dan cenderung tidak tenang. Biasanya, para remaja yang belum matan dalam hal usia dan pola pikir kerap mengalami anxiety disorder.
Skizofrenia
Jenis mental illness yang satu ini mengakibatkan penderitanya mengalami halusinasi dan kesulitan membedakan antara dunia ilusi dan kenyataan sehingga tak jarang ditemui penderita yang sering berbicar sendiri, bertingkah laku aneh, dan lain sebagainya.
Bipolar
Jenis gangguan kesehatan mental yang ini cukup dikenal di lapisan masyarakat. Gangguan ini bisa menyerang siapa saja tidak memandang usia. CIri-ciri dari penderita bipolar ialah mengalami perubahan mood yang berlangsung cepat tanpa ada alasan yang kuat. Misal dari sedih tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. Pengobatan yang bisa dilakukan untuk meredakan gangguan kejiwaan ini yaitu dengan cara terapi atau berkonsulitasi ke psikolog maupun psikiater.
Indikasi Gangguan Kesehatan Mental
Tentu kita tidak bisa self diagnose atau melakukan claim atas kesehatan mental sendiri, sangat disarankan jika kamu atau orang di sekitarmu memperlihatkan indikasi-indikasi seperti yang tertulis di bawah ini, untuk melakukan konsultasi dengan dokter kejiwaan dan melakukan serangkaian tes.
- Perubahan perilaku
- Berkeluh kesah di media sosial
- Adanya perubahan penampilan
- Perubahan pola makan dan minum
- Mengonsumsi obat-obatan
Jika kamu ataupun seseorang di lingkunganmu menunjukkan beberapa indikasi di atas sebaiknya rangkul, melakukan pendekatan dan sesi curhat. Ajak ia untuk melakukan kegiatan fisik, berolahraga, meditasi, dan beribadah. Lalu, bawa ke seseorang yang ahli agar dapat diatasi dengan baik.
Kebanyakan orang dengan mental illness merasa malu untuk berkonsultasi ke ahlinya, bahkan membicarakannya dengan teman. Ini terjadi mungkin karena masih dianggap tabu dan edukasi tentang mental illness belum terlalu luas paparannya pada masyarakat. Padahal ya, mental illness termasuk kondisi medis seperti halnya penyakit fisik. Iya, kondisi gangguan mental bisa ditangani.
Beberapa metode untuk membantu orang-orang dengan masalah kesehatan mental antara lain melalui:
- Psikoterapi dengan metode interaktif pendekatan psikologis. Dikenal juga dengan terapi berbicara, seperti curhat antara pasien dan terapis.
- Pengobatan yang diberikan oleh dokter spesialis kejiawaan atau psikiater untuk meringakan gejala yang dirasakan.
Tentunya, berbeda jenis mental illness maka berbeda pula penanganannya. Karena itu, sekali lagi sangat disarankan untuk datang ke dokter ahli kejiwaan ya.
Mba Aie, aku punya temen diagnosa penyakit 2 dan 3, setelah pisah dari suaminya. Sedih kalau diceritain kasusnya dia. Alhamdulillah udah membaik skrg bisa hidup normal lagi, dia juga menjalani pengobatan dan terapi. Plus support orang tuanya luar biasa...
BalasHapusmental illness iyaya kebanyakan merasa malu..padahal harus diobati ya mbaa
Hapuskadang kita sebagai orang awam blom bisa membedakan dalam kasus seperti apa kita datang ke psikolog dan dalam kondisi seperti apa kita harus ke psikiater nih.
BalasHapusKalo gak aware dengan mental health, takutnya bisa terjebak ke mental illness ... duh ngerii
BalasHapusYa Allah baru tahu bener perbedaannya disini, biasanya asal ceplos aja dia begini dia begitu. Bener banget tuh Bipolar emang lagi banyak dialami oleh masyarakat jaman sekarang. Semoga kita semua selalu sehat ya, yang pasti pendekatan agama tetap diperlukan untuk mengatasi segala masalah
BalasHapusTerakhir belakangan ini Aku juga lagi sedikit2 untuk memahami gangguan mental ini. Tapi hingga saat ini masyarakat kita masih kurang peka mengenai kesehatan mental ini, sering banget aku liat di medsos bukannya di rangkul tapi malah di bully
BalasHapusSaya pernah mengalami titik rendah dalam kesehatan mental. Fase itu sungguh tidak nyaman juga penuh dengan ketidakpastian. Dan memang benar, pada fase itu justru malu untuk minta tolong pada orang yang punya kemampuan (psikolog misalnya).
BalasHapusPada akhirnya saya bersyukur pernah mengalami fase tersebut. Sebab, saya menjadi lebih aware dengan kesehatan mental saya. Saya juga bisa lebih empati pada orang yang sedang mengalami hal serupa.
Dari sebuah drama saya juga akhirnya tau tentang mental health dan mental illness. Masing-masing punya ciri sendiri dan tentunya penanganannya pun berbeda.
BalasHapusBersyukur akhirnya lebih jelas lagi lihat perbedaan mental awareness dan mental illness. Kadang saya masih suka bingung, kapan harus aware dan kapan nandain “oh it’s mental illness”. Masih banyak latihan :”)
BalasHapusIssue tentang mental ini memang jadi tampak sangat dekat dengan keseharian kita masa-masa sekarang ini. Bahkan kerap dianggap remeh seperti terlalu sensitif lah, padahal bisa jadi itu tanda dari adanya kecenderungan seseorang terkena gangguan mental ya
BalasHapusAku dah lihat contoh realnya penderita Skizofrenia dan bipolar. Ciri-ciri mereka juga sama persis. Lebih ke kasihan menghadapinya terutama yang bipolar. kalau yang skizo ini aku rada gemes gimana gitu. Satu waktu curhat minta saran. Belum selesai ngomong eh ngeloyor gitu aja. Selalu gitu. Sabarin aja akhirnya menghadapinya
BalasHapusSesi curhat sangat penting ya Mbak untuk orang-orang yang mengalami gangguan kejiwaan. Dan mendengarkan mereka mengeluarkan isi hati ini harus sabar.
BalasHapusBtw semoga kita semua senantiasa sehat lahir batin yaa..
makasih sharingnya
BalasHapusAku jadi ingat juga pas wawancara ahli yang bilang "Gita jangan kamu kita orang dengan gangguan mental itu ada di rsj lho karena disekitar kita juga ada. Nah mksh infonya teh
BalasHapusMereka sakit jangan di bully tapi di dukung agar ia rajin minum obat dan bisa hidup normal kembali. Menulis juga salah satu terapi loh
BalasHapusTernyata org yg sering berkeluh kesah d medsos trmasuk Salah satu ganguan jiwa ya... Baru tau Aku kupikir cuma sifat aja... Semoga Kita yg termasuk ke dlm mental yg sehat
BalasHapusEmosi hubungannya dengan mental ya, kalau mentalnya sehat masih bisa mengatasinya sesulit apapun. Seram juga ya kalau ak bisa mengatasi kesehatan mental
BalasHapusIni yaa..pentingnya untuk tetap menjaga kestabilan emosi. Agar kesehatan mental juga terjaga.
BalasHapusAku kalau lagi galau, jadi jauh-jauh dulu dari medsos. Takut curcol.
semoga makin banyak yang peduli tentang kesehatan mental ini ya mak, karena kalau dipikir-pikir mental kalau tidak dijaga memang pasti sakit. semoga kita selalu sehat lahir batin ya mak
BalasHapusmenjaga kesehatan mebtal tidak kalah penting dari kesehatan fisik ya mbak
BalasHapussalah satunya dgn mulai mengenali jenis jenis gangguan mental
salah satu temanku di facebook, dulunya seriing banet berkeluh kesah di facebook dan baru kutahu kalau dia mengidap bipolar dan dia gak malu mengakuinya. Dia memilih ke psikiater dan sekarang bisa sembuh mbak.
BalasHapuswah sama mbak..
Hapusaku bahkan dulu punya teman kerja sekaligus roomate yg bipolar
agak menakutkan saat bipolarnya kambuh...beruntung dia rutin ke psikolog
akhirnya sekarang bisa sembuh
Kesehatan mental ini penting banget lho jadi perhatian
BalasHapusTerutama dalam kondisi pandemi seperti ini
Rasa putus asa dan sendiri bisa jadi membuat kesehatan mental seseorang terganggu
Bulan kemarin, aku patah hati banget saat anak seorang teman meninggal bunuh diri
Di rumahnya, dalam kamar, hanya selang kurang dari satu jam setelah kumpul bareng keluarga, sembahyang bersama
Sebelumnya bahkan ybs sudah sempat minta maaf ke teman2nya, keluarga bahkan sempat menonaktifkan semua medsos
Artinya memang sudah direncanakan dengan matang
Sediiiiih banget
Semoga kita semakin aware akan kondisi ini
Lebih peduli melihat linngkungan terdekat, keluarga, teman-teman
Bergandeng tangan saling mendukung dan menguatkan
duuh aku kok malah miris baca ini :(\
Hapuspendampingan orangtua dan guru guru memang sangat berarti - ditambah dengan teman teman yang berkualitas, sehingga anak merasa ada seseorang setiap saat di sampingnya :(
duuh sedih banget itu dengernya Mba Arni, iya kayak kecolongan gitu kita ya.semua yag tampak baik2 aja sekalipun bisa berpotensi menyimpan mental illness
HapusMental health itu emang harus buttuh support dari orang2 salahsatunya keluarga. Adikku kena mental health
BalasHapusBipolar kayaknya sering menimpa public figure yach mbak. Artis di Indonesia juga ada yang tekena gangguan mental seperti ini. Kadang keluarga atau teman dekat ga ngeh, jadi kalau ada anggota keluarga yang tampak berbeda, belum dikonsultasikan ke dokter dll. Harus lebih dicermati kalau gitu. TFS.
BalasHapusNah iya, kesehatan mental .. perlukita mengukurnya sendiri ya supaya gak mudah depresi dan mengalami gangguan emosional.
BalasHapusMental health awareness ini berarti lebih ke bagaimana tindak pencegahan ya mbak, jangan sampai kejadian parah baru deh konsultasi sama ahlinya
BalasHapusTernyata mental illnes itu beda-beda ya jenisnya mbak. Dari anxiety disorder, skifrozenia dan bipolar. Baru paham
BalasHapusDari tahun lalu aku sudah lebih peduli pada kesehatan mental, belajar juga meski dari drama. Sekarang bukan hal tabu sih kalau bahas sakit jiwa. Jadi kalau ada masalah, ya ke dokter jiwa
BalasHapusSemua orang tuh sekarang harus sadar akan kesehatan mentalnya sendiri ya. Perlu antisipasi dan meluangkan waktu untuk diri sendiri demi menjaga kesehatan mental.
BalasHapusMasyarakat perlu lebih terbuka lagi menerima wawasan ini, ya. BElajar juga lebih peka terhadap diri sendiri dna sekitar. Jadi bisa segera pergi ke ahlinya untuk mendapatkan pertolongan
BalasHapusTahun 2015 aku hampir parah kesehatan mentalnya. Makan dan minum gak napsu. Rasanya sedih terus dan tertekan. Hampir depresi. Untung aja banyak teman yang support, hingga berangsur-angsur pulih.
BalasHapusKesehatan mental ini perlu banget perhatian. Dan kita juga perlu bahagia biar mental kita sehat.
Makasih banget nih kak Aie, tulisannya membuka mata banget tentang kesehatan jiwa.
BalasHapusKenyataannya mental illnes ini yang banyak tidak disadari oleh penderitanya maupun orang² terdekatnya. Semoga makin banyak yang aware dengan masalah kesehatan jiwa ini ya kak... 🙏🏻
Wah, aku baru tahu bedanya. Kalo menurutku, semua orang punya kecenderungan untuk memiliki mental illness ya. Tapi di sini ada yang aware, dan ada yang abai. Aku sendiri, kadang suka aneh dengan sifat yang tiba2 muncul dalam diri saat dalam keadaan tertentu. Tapi Alhamdulillah sih, dengan aware, salah satunya dengan banyak baca, walopun dari internet, lumayan membuat 'si mental ilness' ini bisa teratasi. Banyak-banyak istigfar juga sangat membantu. Semoga kita semua selalu sehat fisik dan mental ya :)
BalasHapusKondisi saat ini memungkinkan banyak orang dengan gangguan tersebut ya, Kak Ai.
BalasHapusAda banyak hal yang bisa kita ketahui nih, supaya terhindar dari penyakit mental.
Iya banyak gejalanya tapi kadang kita tidak mengerti ya atau tahu tapi denial.. padahal mesti cepat ditangani biar bisa sembuh
BalasHapusKesehatan mental tak bisa disepelekan krn akan sangat mempengaruhi kesehatan fisik ya mbak.
BalasHapusAku penasaran "berkeluh kesah di medsos" tuh batasannya kyk apa ya? Soalnya kan kadang suka numpang curcol jg di medsos :D
Orang yang mengalami masalah mental memang sudah seharusnya punya teman berkeluh-kesah atau curhat yang tepat, dan yang paling penting lagi support orang-orang terdekat.
BalasHapusbedanya agak cukup jauh ya mak mental health dan metal illness ini.. sekarang tuh makin banyak yang aware juga ya dengan mental health, insyaaAllah kesehatan mental masyarakat indonesia makin baik lagi ya maaaak
BalasHapusMasalah kesehatan jiwa ini penting banget ya terutama pada masa seperti ini, banyak yang merasa sehat tapi ternyata mental illness.
BalasHapusAku kira tadinya sama loh kak Aie, tapi memang untuk mereka yang memiliki salah satu diatas itu harus banget saling support dan merangkul ya kalau aku. KArena beberapa kasus dari temanku ada yang begitu juga.
BalasHapuswe really need to know more about this and be aaware of the danger. semoga kita selalu sehat jiwa dan raga ya mbaa
BalasHapusSetiap undividu ternya punya sifat Dan karakter yg beda Dan ini bener2 harus dipahami itulah Kita harus punya rasa pengertian dn support satu sama lainnya
BalasHapusPandemi ini bikin saya belajar lebih banyak tentang cara meningkatkan mental health awareness terutama di dunia kerja Mak. Apalagi sekarang gejala burnout lebih sering terdeteksi karena adanya faktor WFH yang apa2nya jadi sendirian aja. Rasa terkoneksi satu sama lain dengan sesama kolega kerja harus makin diperkuat supaya nggak ngerasa demotivasi dan tetep bisa produktif kerja :D
BalasHapusKondisi pandemi saat ini, kemungkinan terganggu kesehatan mental besar ya kak. Mengingat peluang menyempit sehingga menganggu income.
BalasHapus.
Semoga kita selalu sehat Amin
Yang skizofrenia yang menyeramkan sih yaaa, kaya film beautiful mind kan itu cerita tentang skizofren sama filmnya Leonardo Di Caprio, shutter island. Bagus buat memahami mental illness tuh filmnya
BalasHapus