Aku memutuskan selama isoman di rumah, suamiku menetap di lantai atas, di kamar kami, sedangkan aku dan Darell di lantai bawah. Selama isoman kami cukup rutin konsultasi dengan dokter secara online via aplikasi untuk menanyakan protokol isoman, obat-obatan dan apa aja yang perlu dilakukan selama isolasi mandiri di rumah. Lalu apa saja yang perlu dilakukan dan dihindari saat melakukan isolasi mandiri di rumah dan merawat pasien covid-19 di rumah? Well, ini lanjutan cerita aku "My Covid-19 Journey: Isoman Part 1". Shall we start now...
Selama perjalanan pulang dari klinik tempat kami melakukan Swab Antigen, banyak persiapan yang harus dilakukan, salah satunya berkonsultasi dengan dokter via aplikasi untuk mendapatkan informasi terkait isolasi mandiri di rumah dengan gejala ringan.
Yuk Bisa Yuk Lewati Fase Ini!
Aku juga mulai menyiapkan kamar yang akan dihuni oleh suamik selama masa isolasi mandiri dua minggu ke depan termasuk memisahkan alat makan, tempat sampah, memastikan tisu dan disinfektan selalu siap di kamarnya.
Banyak komunikasi via WhatsApp dengan keluarga terdekat dan kantor untuk memastikan kondisi kami baik-baik saja selama isolasi mandiri juga kebutuhan logistik seperti beras, sayuran, buah, dan makanan lainnya cukup buat kami konsumsi.
Maasyaallah selama masa isolasi mandiri pertama ini banyak sekali Allah kirim orang baik pada aku dan keluarga. Bahkan yang sudah lama gak komunikasi pun datang ke rumah buat memberikan dukungan moril dan buah-buahan.
Sedangkan dari kantor, aku dikirim vitamin juga sembako yang isinya kebutuhan makanan, minyak kayu putih, betadine kumur, hand sanitizer, madu dan disinfektan. Belum lagi kiriman makanan dan minuman dari sahabat baik semasa kuliah. Maasyaallah justru di masa sulit ini yang bantu justru tidak terduga deh. Eh ada juga yang transfer uang buat Darell jajan, maasyaaallah. Gak berhenti aku terharu dan bersyukur atas dikirimnya banyak orang baik untukku sekeluarga.
Baca juga: My Covid-19 Journey: Yeay I Got My 1st Vaccine!
Darell Sempat Panas Hingga 40 Derajat Celcius
Duh nulis begini jadi inget masa itu, trus mau mewek karena masih gak nyangka kami sekeluarga mampu dan sekuat itu melewati fase yang bisa dibilang cukup berat. Karena sehari setelah suamik dinyatakan positif covid-19, eh Darell demam dengan suhu tubuh sampai hampir 40 derajat celcius.
Rasanya kalo bukan dikuatkan oleh Allah, mungkin aku udah meraung-raung nangis minta bantuan dan mau menyerah. Tapi, aku kuatin diri terus dengan perbanyak istigfar sambil kasih motivasi ke Darell supaya dia kuat lawan sakit yang dirasa.
Kalo yang liat story aku pasti tau deh, selain berdoa bareng aku juga memotivasi Darell dengan kalimat yang cukup bikin semangat dia melawan rasa sakit balik lagi. Jadi aku bilang gini ke Darell, "De, harus kuat ya, harus mau banyak minum air putih, minum obat pereda panas demam, harus mau makan, pokoknya dilawan rasa itu semua, masa Darell mau sih kita sekeluarga dijemput sama ambulans buat ditaro ke Wisma Atlet atau tempat pasien covid-19 lainnya?". Trus Darell jawab gini, "Tapi kan kalo dibawa ambulans bisa barengan Bun, ada Darell, Papih trus Bunda." Aku jawab lagi, "Enggak barengan, kita dipisah, Darell di mana, Bunda di mana, Papih di mana, mau?!" Ga nyangka justru kalimat ini memotivasi Darell buat lawan semua rasa sakit dan mampu bikin dia bangkit. Hanya 24 jam aja, panasnya turun, tentu setelah ikhtiar makan, minum air putih dan minum paracetamol. Juga banyak doa ke Allah biar Darell diangkat penyakitnya. Gak kebayang kalo Darell sampai positif juga, duh amit-amit jabang bayik jangan deh ya!
Baca juga: My Covid-19 Journey: Oh No My Husband Positive!
Ini yang Aku Lakukan Saat Merawat Pasien Isolasi Mandiri di Rumah
Pandemi ini kan baru berusia mau dua tahun ya, jadi tentunya tidak ada persiapan bagi kami buat menghadapi kondisi dimana harus merawat pasien yang terkonfirmasi positif covid-19 di rumah. Untungnya sudah banyak informasi valid tentang tata cara isolasi mandiri di rumah. Berbekal informasi itu aku pun melakukan beberapa hal ini saat isolasi mandiri di rumah bersama suami dan anakku:
- Menerapkan pola hidup bersih yang sehat dengan sering bergerak dan berolahraga ringan 3-5 kali seminggu, makan makanan gizi seimbang, mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas.
- Untuk urusan sampah dan limbah harian aku lakukan dengan hati-hati, minimal memakai masker dan pelindung diri yang ada di rumah. Dipisahkan barang-barang yang dipakai oleh suamik dengan yang dipakai oleh aku dan Darell.
- Melakukan disinfeksi rutin terutama pada alat rumah tangga yang sering disentuh seperti gagang pintu, kran, toilet, wastafel, saklar, meja atau kursi bahkan remote TV.
- Memastikan ruangan isolasi mandiri suamik terdapat sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik dengan membuka jendela kamar.
- Rutin berkomunikasi dengan suamik untuk menanyakan update terkait gejala suhu tubuh, laju nafas maupun saturasi oksigen setiap harinya dengan alat kesehatan yang ada di rumah.
- Memakai masker selama di rumah termasuk saat mengantarkan makanan ke suamik, setelah itu wajib cuci tangan.
- Menjalin komunikasi dengan suamik via WhatsApp video untuk memotivasi dia agar tetap semangat dan berpikiran positif juga meyakinkan dia kalo kita bisa melalui ini bareng-bareng.
- Obat-obatan yang disarankan oleh dokter via aplikasi pun aku beli secara online (meminta bantuan dari keluarga untuk pesan dan antar ke rumah).
Setelah lewat dari 10 hari masa isolasi mandiri, terlihat ada perubahan yang cukup signifikan pada suamiku. Alhamdulillah, suhu aman, saturasi oksigen juga aman. Hanya di hari ke 5 tiba-tiba aku batuk pilek dan hidung mampet. Anehnya gak ada cairan ingus ataupun dahak. Udah gitu ya, di hari ke 8 mendadak mataku mendadak merah. Kayak sakit mata gitu, ini berlangsung selama dua hari.
Di hari ke 15 isolasi mandiri aku dan suamik mendapatkan jadwal untuk PCR bareng di kantorku. Bismillah kami berangkat ke sana dengan harapan hasilnya baik. Tapi, ternyata justru aku yang malah terkonfirmasi positif covid-19. Oh Lord, Now I Am Positive!
Semangat terus untuk sembuh dan sehat, memang butuh kesabaran dan selalu positif thinking biar imun nambah.
BalasHapusYa ampuuun, cepet pulih ya mba.... Wabah ini kadang bikin kita semua down. Apalagi kalo udh kena. Tapi tetep berpikir positif, paksa makan, suplemen dan ttp olahraga. Akupun awal2 kena juga stress. Apalagi waktu baru2 covid masuk Agustus THN lalu . Ditambah mama meninggal Krn ini, tp memang mama ada komorbid. Rasanya kayak divonis kena Aids pas tau positif. Tapi support dari temen dan keluarga ngaruh bangt buat kita semangat.
BalasHapusGet well soon mba Andy dan keluarga ;).
Turut bersyukur akhirnya semua bisa dilalui ya kak, sehat selalu semuanya yaaa kak Aie... Semoga pandemi ini lekas berlalu ya, Aamiin ����
BalasHapusMbak Aie, pasti rasanya kaget banget ketika tahu keluarga dan diri sendiri positif covid ya. Semoga mbak aie dan keluarga pulih kembali dan bisa melalui semuanya. Alhamdulillahnya banyak kawan2 dan saudara yang peduli yah. Lekas pulih mbak aie tetap berpikiran baik.
BalasHapusAlhamdulillaaaah Aie
BalasHapuskasian Darrel ya sampai 40 derajat itu panas banget kan!
Kebayang pusing dan mualnya :(
semoga diberi sehat sehat yaaaa
Iya, saya aja yang 40 derajat rasanya udah gak kuat apalagi anak2 ya... Alhamdulillah semoga dikuatkan ya mbak
HapusSesuatu ya Aie, perjalanan isoman yang lebih mendekatkan diri kepadaNya, menjadikan sebuah teguran agar kita lebih menjalani pola hidup sehat.
BalasHapusAlhamdulillah Darrel kuat, kbayang tuh panasnya 40 derajat bikin panik.
Insyaallah semuanya disehatkan kembali seperti sedia kala.
Segera pulih bund and fam..
BalasHapusJadi balik ingatanku pas suami kena covid desember lalu. Mana suami ada komorbid.
Bersyukur dengan semua bala bantuan yg datang ya Mbak...
semoga pandemi segera berlaluuuu huhuhu
Alhamdulillah akhirnya semua ini bisa kita lalui juga ya mbak ya dan tentunya pandem ini semoga bisa cepat berlalu dan lekas sehat selalu ya sekeluarga ya kak
BalasHapusAlhamdulillah yah Teh akhirnya semua terlewati dan bisa sembuh seperti sediakala. Memang harus tetap positufy agar imun tubuh pun kuat. Sehat2 selalu ya Teh buat keluarga juga. Aamiin
BalasHapusTurut prihatin ya kak, pandemi sangat mengacaukan kehidupan dan ekonomi dan sangat berdampak pada kehidupan kita. Semoga cepat pulih dan aktivitas masyarakat kembali normal.
BalasHapusAku jadi deg2an nih mbak bacanya. Alhamdulillah mbak bisa menjalaninya. Semoga kita semua diberi kesehatan selalu ya juga kekuatan dalam menghadapi penyakit.
BalasHapusNikmat sehat itu bener bener baru kerasa setelah kita terkena sakit ya mbak.. Semoga setelah kejadian ini bisa diambil hikmahnya agar lebih waspada dan sehat pulih seperti sedia kala..
BalasHapusMbak, kebayang naik-turunnya perasaan melewati fase ini. Anak, suami dan diri sendiri sama-sama butuh perhatian ya. Wajib banget untuk melakukan pengawasan ketat secara mandiri. Semoga pandemi lekas usai. Semoga kita semua sehat selalu.
BalasHapusAlhamdulillah masa-masa berat itu sudah terlewati. Allah Maha Baik, diberinya mbak Aie kekuatan untuk bertahan dan berjuang. Bacanya sampai jadi ikut sedih. Kebayang kalau sampai mengalaminya. Semoga sehat semuanya ya mbak. Terima kasih sudah berbagi. Jadi tahu apa yang harus dilakukan selama isoman.
BalasHapusAlhamdulillah semua sudah dilewati dengan baik ya mak, sehat kembali, semoga sehat sehat seterusnya bareng keluarga, kata teman jangan sampai kena sakitnya minta ampun kata dia
BalasHapusKak Aie, semoga seterusnya sehat selalu sekeluarga. Pandemi ini memang berat dilalui ya, tapi bersyukur masih dilindungi meski harus jadi salah satu yang positif, harus tetep semangat sembuh :)
BalasHapusCovid-19 benar-benar ujian ya bagi kita semua, semoga kita selalu diberi kekuatan. Alhamdulillah ya Darel anaknya nurut jadi demamnya lekas turun. Aku penasaran cerita selanjutnya bagaimana perjuangan Ai selama Covid-19, ini sebagai motivasi untuk teman aku yang juga saat ini sedang isoman biar mereka tetap semangat.
BalasHapusYa Allah syukurlah mas Darell kuat ya mbak. Dulu anakku ga bergejala apa2. Mana rumahku ga ada lantai dua kan jd aku sama anakku aja di rumah. Suami tidur di kamar terpisah krn ga kena dan anak.pertama ku kuungsikan ke rumah mama. Syukurlah semua ujian sudh terlewati ya mbak
BalasHapusWaah ... semoga sehat kembali ya Mba Aie. Selama positif thinking, yakin Allah akan menyembuhkan. Insya Allah bisa melawati masa isoman, Mba.. semangat yaa
BalasHapusAlhamdulillah masa-masa sulit itu terlewati ya Mba, dikasih ujian karena Allah percaya Mba Aie bisa melewati
BalasHapusSekarang lagi masa-masa pemulihan ya..semoga senantiasa diberikan kesehatan
Mbak orang baik, maka Allah hadirkan orang2 baik untuk menemani melewati masa sulit ini. Mbak dan sekeluarga sungguh hebat dan kuat mental melewati ini semua
BalasHapusMemang mesti sabar dan ikhlas saat terpapar. Semangat dan bertekad kuat buat sembuh. Alhamdulillah aku, suami dan si bungsu dah lulus isoman juga. Semoga Mbak Aie dan keluarga sudah sehat kembali ya
BalasHapusAlhamdulillah masa masa sulit bisa terlewati ya mbak
BalasHapuspasti jadi pengalaman yang tak terlupakan
Smoga selalu sehat ya mbak
dan pandemi segera berakhir
Jujur aku sedih banget kalau denger teman lagi sedih seperti ini tapi aku sendiri kadang bingung mau berbuat apa cuma bisa ngasih semangat dan Alhamdulillah sudah sembuh
BalasHapusMasyaallah luar biasa Mas Darell bisa melawan rasa sakitnya hingga tak sampai 24 jam, panasnya sudah turun. Semoga mba Andiyani sekeluarga sehat-sehat ya.
BalasHapusNano-nano banget ya, Mbak cerita positif Covid-19 ini. Semoga sekeluarga bisa sehat kembali dan tetap semangat!
BalasHapusAku sih percaya bahwa akan ada orang-orang baik buat bantu kita
saya tahu rasanya mak, sebab sudah mengalami, hanya bedanya saya dan suami barengan kena nya jadi berdua aja di rumah, anak yang diungsikan. kai tetap pisah kamar dan melakukan semua hal masing-masing. kalo diingat dan diobrolin sekarang ama suami, kadang senyum dan tertawa dan bersyukur bisa melewati masa mencekam tersebut. semoga kita semua sehat ya mak
BalasHapusSyafakillahu kak Aie.
BalasHapusAllah maha penolong.
Masa-masa yang sulit untuk digambarkan dengan kata-kata yaa..
Hanya doa yang mampu aku ucapkan untuk kesehatan kak Aie sekeluarga.
39.2dercel aja dulu aku pernah pas masitis, rasanya gak terkira, apalagi 40 dercel. Hebat, MasyaAllah... Kalian bisa melalui dengan mulus Mba insya Allah...
BalasHapusSemoga ujian ini bisa bikin tubuh kita makin kuat ya Mba karena dilatih. Aamiin
OOT mak, aku baru liat tampilan blog yang baru ini jadi bagus banget ih,,, Hebat Darell bisa melewatinya dengan semangat, meski kudu dijelasin dulu sikon kalo di wisma atlet gimana hehehe,,, Semua kekuatan hebat dari Allah ya mba,,,
BalasHapusHuhu makin terharu, ternyata kalimat motivasinya begitu huhu.
BalasHapusHebat Darrel. Luar biasa semangatnya buat lekas turun demamnya.