Demam berdarah merupakan penyakit yang disebabkan virus dengue dan ditularkan lewat nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit ini akan membuat penderitanya mengalami nyeri hebat. Jika tidak ditangani dengan baik, demam berdarah bisa menyebabkan komplikasi yang cukup parah, bahkan berpotensi menyebabkan kematian. Nah, di tulisan kali ini aku mau mengajak kalian semua untuk melakukan jentik jari sebagai upaya waspada penyebaran demam berdarah di tengah musim hujan. So, let’s start the review now?
Kasus DBD di Indonesia
Meningkatnya jumlah kasus demam berdarah pada musim penghujan memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Karena pada dasarnya penyakit ini sangat berbahaya bagi siapa saja tanpa memandang umur, tempat tinggal maupun gaya hidup. Menurut data Kemenkes RI (2022), kasus demam berdarah di Indonesia secara umum paling banyak terjadi pada golongan umur 5-44 tahun, yaitu sebanyak 75,57 persen dan umur 5-14 tahun yaitu sebanyak 35,61 persen.
Demam berdarah menjadi salah satu ancaman utama kesehatan masyarakat di dunia, dan Indonesia merupakan salah satu negara yang paling terkena dampaknya. Sebagai wilayah hiperendemis demam berdarah, Indonesia memiliki tren peningkatan kasus cukup tinggi saat memasuki masa pancaroba atau peralihan yang biasanya dimulai pada bulan Oktober. Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ("Kemenkes RI") menunjukkan bahwa hingga minggu ke-36 di bulan September 2022, jumlah konfirmasi terpapar demam berdarah di Indonesia tercatat sebanyak 87.501 kasus dan jumlah kematian akibat demam berdarah mencapai 816 kematian.
Gejala DBD
Demam berdarah dengue (DBD) termasuk penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang hidup di dalam atau di sekitar rumah. Biasanya nih, kasus demam berdarah mulai meningkat di pertengahan musim hujan.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya demam berdarah, diantaranya ialah rendahnya kekebalan tubuh masyarakat, kepadatan jentik nyamuk atau populasi nyamuk penular yang banyak ditemukan di musim penghujan, genangan air di tempat-tempat tertentu seperti ban bekas, talang air, kaleng bekas, botol bekas, gelas bekas, bambu, lubang pohon, pelepah daun, dan sebagainya.
“Gejala yang dapat dirasakan saat terkena infeksi virus dengue, demam mendadak tinggi disertai sakit kepala dan linu atau nyeri pada otot dan tulang. Apabila tidak segera dipastikan penyebabnya, maka akan menyebabkan komplikasi seperti syok atau perdarahan. Bahkan dapat menyebabkan kematian,” kata Dr. dr. Erni Juwita Nelwan, PhD, SpPD-KPTI, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropik Infeksi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RS Cipto Mangunkusumo. “Oleh karena itu, penting sekali seluruh lapisan masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan demam berdarah, melalui 3M plus, hingga vaksinasi demam berdarah” tambah Dr. Erni.
PT. Takeda Indonesia Mengadakan Diskusi Media Meningkatkan Kesadaran dalam Upaya Pencegahan Penyebaran DBD
Mengingat penyebaran penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini cenderung memuncak saat curah hujan mulai tinggi sekitar bulan Oktober hingga November. Karena itu, Takeda, perusahaan biofarmasi terkemuka, menyelenggarakan diskusi media bertema “Waspada Penyebaran Demam Berdarah di Tengah Musim Hujan” guna meningkatkan kesadaran publik dalam mengantisipasi dan mencegah penyebaran dengue di tengah musim penghujan. Diskusi yang digelar secara daring ini turut menghadirkan perwakilan dari Kemenkes RI, dokter spesialis anak dan dokter spesialis penyakit dalam.
Jentik Jari Sebagai Upaya
Waspada DBD di Tengah Musim Hujan
Takeda terus mengedukasi masyarakat akan bahaya demam berdarah, pentingnya upaya teintegrasi pencegahan demam berdarah termasuk 3M dan vaksinasi demam berdarah serta mengajak masyarakat untuk bergabung dalam kampanye “Jentik Jari” yang menandakan semangat cegah demam berdarah dengan cermat. Lebih lanjut, pada bulan Juli 2022, Takeda meluncurkan website www.cegahdbd.com sebagai bagian dari upaya untuk menghadirkan informasi terkini terkait demam berdarah di Indonesia.
“Kami sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada Takeda karena telah menghadirkan vaksin dengue sebagai salah satu upaya yang inovatif dalam pencegahan dengue di Indonesia. Hal ini sejalan dengan program kami menuju penurunan kasus dengue kurang dari 10 per 100.000 penduduk pada tahun 2024, dan zero dengue death pada 2030,” kata dr. Imran Pambudi, MPHM, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan, Republik Indonesia.
Vaksinasi Demam Berdarah
Hingga saat ini dengue tetap menjadi
penyebab kematian cukup tinggi pada anak di Asia, termasuk Indonesia.
Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K), Spesialis Anak Konsultan Penyakit Infeksi Tropis dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RS Cipto Mangunkusumo, mengatakan, “Melihat kecenderungan dengue yang meningkat dari tahun ke tahun, melakukan pencegahan penyakit demam berdarah sedini mungkin merupakan langkah strategis dan vital yang harus dilaksanakan. Selain program 3M Plus, masyarakat juga perlu didorong untuk dapat melakukan vaksinasi demam berdarah. Pencegahan inovatif ini merupakan sebuah upaya pencegahan yang terpadu. Vaksin demam berdarah tetravalen telah mendapatkan persetujuan dari Badan POM untuk setiap individu berusia enam hingga 45 tahun, tanpa memperhatikan status demam berdarah sebelumnya sehingga tidak diperlukan skrining.”
Aku baru tau kalau ada vaksin dengue :)
BalasHapusSudah mulai musim hujan seperti ini, memang kita perlu waspada ya, jangan sampai terkena DBD. Anakku 5 th lalu pernah kena DBD sampai harus rawat inap karena trombosit sudah rendah, 28.000. Syukurlah, 3 hari dirawat, akhirnya bisa pulih, sehat kembali. Semoga kita semua sehat2 terus ya.
Sekarang udh musim ujan, aq punya dua anak, kdang was2 jg krn ad yg kena DBD di sini
BalasHapusWuah ternyata sudah ada vaksinnya ya? Penting banget sih ini. Karena banyak membawa angka kematian pada anak. Semoga setelah ada vaksinnya, bisa menurunkan angka penderita dan kematian ya...
BalasHapusGimana untuk dapet vaksinasi dg Vaksin Dengue Tetravalen ini mba Ai? Tampaknya tidak difasilitasi pemerintah ya? berarti kita bisa cari sendiri ke unit kesehatan terdekat. Sudah bisa dilakukan dan tersedia di semua wilayah kah?
BalasHapusMusim penghujan begini banyak sekali nyamuk yang berkeliaran. Maka menghindari genangan air dan membersihkan pakaian-pakaian yang digantung karena bisa menjadi sarang nyamuk bisa menjadi upaya pencegahan berkembangnya jentik-jentik nyamuk DBD kan ya..Nyamuknya yang garis-garis hitam putih itu kan..
BalasHapusAlhamdullillah, untung mampir di sini. jadi update deh.
BalasHapusBaru tahu kalau sekarang ada vaksin Dengue juga.
Semoga pemerintah bisa memfasilitasi jadi bisa gratis kayak vaksin pandemi Covid.
Btw,
Berarti ini hanya berlaku untuk usia 6-45 tahun ya.
Yang lolita, skip ne.
Itu image jentik jari, luwes banget yak.
Takjub akutu.
Pas banget awal bulan ini aisyah hampir aja kena dbd kalo dilihat dari gejalanya. Tapi alhamdulillah hasil tes darah denguenya negatif. Meskipun tetep aja mesti dirawat. Next pas usia aisyah 6 tahun wajib nih vaksin dengue ya mam buat preventif
BalasHapusMenarik sekali info tentang vaksin dengue ini. Penyakit DBD ini sudah banyak merenggut nyawa. Harus tetap waspada di tengah cuaca yang juga tak menentu. Hujan-panas. Bikin nyamuk makin berkembang biak.
BalasHapusternyata ada yaa vaksin Dengue. iya juga sih, kan ini virus yaa, tapi baru tau dan ini bukan yang vaksin wajib soalnya sih yaa. Semoga virus DBD di tahun ini bisa dikendalikan ya oleh pemerintah dan kerja sama kita menjaga kesehatan dan kebersihan :)
BalasHapusNyamuk memang hewan berbahaya sepele tapi saya mah beneran sudah anti. Selain takut DBD seperti dijelaskan di atas, juga saya ini memiliki kulit sensitif, kena serangga atau kuman langsung gatal dan bentol apalagi kena gigitan nyamuk. Semoga terhindar, secara di kampusnya kebun saya sering menemukan nyamuk jenis itu
BalasHapusAlhamdulillah, ternyata udah ada vaksin dengue, yaa... Semoga nanti vaksin ini jadi vaksin wajib seperti vaksin BCG, DPT, polio, dll, karena penyakit yang disebarkan nyamuk ini memang bahaya banget. Ngga hanya buat anak-anak, tapi juga buat orang dewasa. Jadi keinget, kurang lebih 3 tahun lalu, teman SMP-ku meninggal karena penyakit ini. :(
BalasHapusThanks for reminding mba.. Bahwa penyakit ini makin eksis di musim penghujan ini. Jadi harus lebih rajin bersih2 rumah ini, memastikan enggak ada jentik2.
BalasHapusDulu aku pernah rawat inap karena DBD sekitar 10 tahun yang lalu, Mak. Sedih banget waktu itu masih mahasiswa baru dan nggak dapet kesempatan untuk ikutan ospek. Aku suka banget sama ospek fakultasku karena seru dan nyenengin. Tapi bersyukur sih Mak waktu itu ibuku telaten bawa aku buat cek darah, jadi cepet ketauan dan langsung rawat inap.
BalasHapusAlhamdulillah, kini sudah tersedia Vaksinasi Dengue. Karena yang namanya membedakan nyamuk Aedes Aegypti dengan nyamuk biasa ini agak kesulitan ya.. Apalagi kalau sudah digigit.
BalasHapusBenar sekali untuk melakukan pencegahan penyakit dengue sedini mungkin dengan Vaksinasi Dengue.
Wah menarik juga pembahasannya, dan aku baru tahu kalo udah ada inovasi vaksiin dengue. Di wilayah tempat tinggalku juga ada 2 anak beda RW yang masuk rumah sakit karena DBD, kasihan sih.
BalasHapusRumah sakit penuh karena tinggi kasus dbd nih mak. RS tempatku bertugas aja yang masih lowong, RSJ soalnya. Hehehhe. Tetanggaku dan anak2nya juga kena dbd. Dan syukurnya sekarang sudah ada vaksinnya ya mak
BalasHapusMenarik banget nih, jujurly aku paling takut kalo lagi musim DBD pasti kalo kedapetan demam langsung overthinking dan panik, secara kena DBD tu enggak enak banget. Kayaknya aku harus vaksinasi juga nih
BalasHapusIya, musik hujan banyak kasus DBD
BalasHapusKudu waspada ya mbak
Klo di kompleks ku ada ibu Jumantik yang rutin cek jentik nyamuk di setiap rumah, biar jadi kontrol juga
aku udah rasain banget gimana DBD itu sangat sakitttt di tubuh, dan udahannya tuh muncul titik-titk merah di sekitaran betis dan full, serta BB aku turun cukup drastis
BalasHapusAh iya nih, kapan hari temenin ibu ke rs, kaget juga di IGD dan poli pada banyak anak-anak. Ada aja sakitnya, paling banyak yaa itu demam, batuk, pilek. Tapi demam kalau diperiksa lebih lanjut kan bisa lari ke mana mana ya..salah satunya DBD.
BalasHapusDBD dari dulu sampai sekarang masih menjadi momok yg menakutkan keinget jaman SD jadi dokter kecil keliling kampung disekitar sekolahan buat memasukkan obat membasmi jentik nyamuk di dalam tandon air bersih.
BalasHapusAku baru tau mak ada vaksin DBD...
Semoga kita selalu diberi kesehatan yaa
belakangan bbrp temen anakku jg ada yg kena DBD mungkin krn musim penghujan yaa. Nyamuk2 jg lagi banyak nih mbak.
BalasHapusTerus terang aku baru dengar ternyata Dengue ini ada vaksinnya juga to? Coba nanti cek di rumah vaksin apakah bisa dapat jg.
Kalau jentik jari ini keknya ibu2 PKK yang aktif2 itu sering lakukan bukan sih mbak? Tp selama di Jakarta (coret) kyknya lingkunganku kurang aktif gtu.
Aiiih..lihat gambar nyamuk yg penuuh dg darah di atas kulit gitu, beneran pengin mithesssd deh mbaak. Gemessss kan sama nyamuk aides ini. Tiap tahun sll saja ada korban DBD. Jd kepo ttg vaksinnya. Di mana bisa diakses dan terutama harga berapa hahaha (kayaknya belum jd program gratis dr pemerintah kan?)
BalasHapusWah, jadi teringat sama anak bungsuku yang terkena DBD pernah diopname di rumah sakit nih. Gejalanya ga kelihatan. Malah kita di rumah segala serba bersih. Entah dari mana nyamuk2nya? Hhm..berpikir keras. Jadi tahu juga nih ternyata ada vaksin DBD, TFS mbak Ai.
BalasHapusJadi keinget pas aku demam tinggi bulan lalu. Pas dites jadi suspect DBD jg dan bertanya2 lha drmn nyamuknya hehe. Alhamdulillah untungnya bukan.
HapusSemoga nanti vaksin ini juga mendapat perhatian dr pemerintah jd kali ada subsidinya ya sehingga semua bisa vaksin DBD.
Sepakat, mencegah memang lebih baik daripada mengobati. karena demam berdarah ini juga termasuk penyakit berbahaya.
BalasHapusSaya baru tahu kalau ada vaksinasi demam berdarah. Kalau anak sudah di vaksin demam berdarah, kan orang tuanya juga jadi lebih tenang ya
Wah baru aja kepikiran soal booster kedua eh, baru tahu ada vaksinasi demam berdarah. Apakah ada batasan atau rentang umur untuk vaksinasi ini ya?
BalasHapusLagi musim juga ya kak belakangan si demam berdarah ini, apalagi sedang tak menentu juga cuacanya.
BalasHapusSekarang DBD malah ngeri bangeeet.. Mendadak aja panasnya dan bahkan tidak ada bintik-bintik merahnya. Suka serem sendiri. Ini kalau vaksin dengue bisa diterapkan di sekolah-sekolah TK dan SD, bisa bikin orang tua mengurangi sedikit kekhawatiran.
BalasHapusDBD memang perlu banget diwaspadai. Di daerahku paling mencegah dengan 3M. Soal vaksinnya, aku belum tahu nih. Boleh juga kalau sudah ada dan tersebar di berbagai daerah
BalasHapusDBD memang perlu banget diwaspadai. Di daerahku paling mencegah dengan 3M. Soal vaksinnya, aku belum tahu nih. Boleh juga kalau sudah ada dan tersebar di berbagai daerah
BalasHapusAnakku pernah masuk rumah sakit karena DBD dan ini bikin trauma. Karena proses pengecekan darah ya ampir tiap hari. Semoga saja kita juga semakin intensif melakukan upaya pencegahannya termasuk gerakan jentik jari jni. Dukung penuh
BalasHapusSepintas sih DBD kayak "lewat" gitu aja - padahal ini salah satu penyakit mematikan loh!
BalasHapuskalau bisa pemerintah memang mentargetkan semprot dengue setiap 6 bulan terutama jelang kemarau
Wah iya, musim hujan seperrti ini kita harus lebih waspada
BalasHapusSebab musim hujan akan banyak yang terserang DBD
makanya edukasi seperti ini pentiing untuk mencegah penularan penyakit DBD ini y
Intinya jaga lingkungan ya kak aie boleh bangt nih ikut kampanye jentik jari semoga banyak yg tersadarkan
BalasHapusSepupu kmrn yg mau nikah kena DBD pdhl tinggal seminggu lg sedih bngt pokoknya
Jentik jari emang patut didukung nih, secara DBD juga semakin meluas ya saat ini. Kalau bukan kita siapa lagi nih yang akan menjaga kebersihab dan kesehatan lingkungan mulai dari hal kecil di sekitar dengan 3M yang pastinya membantu banget sebagai pencegahan DBD
BalasHapusPernah ada keluarga yang kena DBD. Nggak tahu sih kenanya di mana dan kapan. Pasti udah digigit nyamuk Aedes nih. Seneng banget tahu ada vaksin DBD, mudah-mudahan dengan vaksin ini kasus DBD bisa ditekan jumlahnya
BalasHapusAku November kemarin terkena demam berdarah juga, Mbak. Gak enak banget lah pokoknya. Pusing+demamnya gak nahan. Hehe.
BalasHapusMemang harus selalu waspada nih kita, apalagi di musim hujan seperti sekarang.
Ada ya vaksin demam berdaya, aku baru tahu.DB ini tuh enggak bisa diabaikan, apalagi musim hujan gini.
BalasHapusWaspada DBD demi anak kita dan tidak menyebar ke daerah lain. Jaga keluarga kita dari agar terhindar DBD yang bisa merebut nyawa orang yang tersayang
BalasHapusKampanye yang harus didukung dan dibiasakan nih. DB dan DBD masih jadi momok di masyarakat. banyak yang masih abai. Yang tahu pun kadang juga ga konsisten. Makanya kalau musih DB, jangan sampai ada urusan ke RS yang membutuhkan kasur. Sulit untuk kebagian. Anak saya pernah, dan dirawat di lorong karena tak tersisa 1 kamar pun. Hari kedua dapat kamar menengah, esoknya pulang. Jadi kenangan banget, ini, padahal sudah belasan tahun lalu.
BalasHapusIya nih, sekarang udah musim hujan lagi ya. Jadinya pasti deh kita semua, terutama anak-anak, berisiko kena DBD. Ngeri nih di sini ada anak yang meninggal karena DBD. Ayo cegah dan antisipasi DBD ini.
BalasHapusiya hujan dbd ini, anakku pernah tipus dan dbd dirawat haduh itu muntah bolak balik penyembuhannya lama sedih juga liatnya. tapi aku baru tau ada vaksinasi dbd loh lumayan bisa ngaruh jaga aagar gak dbd ya
BalasHapus