Jujur saja, saat pertama kali tahu bahwa aku akan memimpin tim yang mayoritasnya adalah generasi Z, rasanya campur aduk! Ada rasa penasaran, sedikit cemas, tapi juga excited membayangkan bekerja dengan generasi yang katanya serba cepat, kreatif, dan selalu up-to-date. Nah, di artikel ini aku mau berbagi pengalaman seru sekaligus menantang saat harus berinteraksi dan bekerja sama dengan generasi Z, mulai dari suka dukanya hingga bagaimana mereka mengajarkanku hal-hal baru yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Yuk, baca sampai selesai, siapa tahu bisa jadi inspirasi buat kalian juga!
Pengalaman menjadi leader bagi tim yang sebagian besar berisi generasi Z di dunia digital benar-benar membuka mataku akan berbagai dinamika baru dalam bekerja. Sebagai mantan Social Media Specialist di digital agency dan startup aplikasi kesehatan, aku berhadapan langsung dengan tim yang penuh energi muda, ide-ide segar, dan cara berpikir yang sering kali berbeda dari generasi sebelumnya.
Kreativitas dan Kecepatan dalam Eksekusi
Generasi Z yang bekerja denganku sangat mahir dalam hal kreativitas digital. Mereka cepat sekali mengadopsi tren dan tahu cara menarik perhatian audiens dengan konten-konten yang out-of-the-box. Ketika aku bekerja di digital agency, tugas utama kami adalah menciptakan konten yang relevan dan engaging di berbagai platform media sosial. Generasi Z di timku mampu menghasilkan ide-ide viral dengan cepat dan sering kali menjadi sumber inspirasi bagi campaign besar.
Misalnya, saat aku memimpin tim untuk sebuah proyek kampanye brand besar di Instagram, beberapa anggota tim Gen Z memberikan ide segar tentang penggunaan Instagram Reels dan Live di Instagram yang baru diluncurkan saat itu. Ide tersebut akhirnya kami eksekusi, dan engagement konten meningkat tajam! Mereka benar-benar punya kemampuan untuk berpikir cepat dan responsif terhadap perubahan tren media sosial.
Tantangan dalam Manajemen Waktu dan Fokus
Namun, ada juga tantangan tersendiri saat menjadi leader bagi tim yang kebanyakan berisi generasi Z. Mereka cenderung multitasking, yang membuat mereka cepat menangkap ide, tapi di sisi lain juga kadang kehilangan fokus pada detail. Di startup aplikasi kesehatan, aku pernah mengalami momen di mana kami harus meluncurkan konten edukatif yang memerlukan akurasi tinggi. Meski antusiasme mereka tinggi, ada kalanya mereka terlalu terburu-buru menyelesaikan tugas sehingga beberapa kesalahan kecil muncul.
Dari situ, aku belajar bahwa kunci sukses sebagai leader adalah dengan menyeimbangkan energi muda mereka dengan kedisiplinan yang konsisten. Aku mulai menerapkan sistem review sebelum setiap konten diunggah, memastikan bahwa meski mereka bergerak cepat, kualitas tidak akan dikorbankan. Aku juga memberi mereka ruang untuk membuat kesalahan dan belajar darinya, karena menurutku, pembelajaran terbaik datang dari pengalaman langsung.
Menjaga Komunikasi Terbuka dan Menghargai Kontribusi
Sebagai seorang leader, aku merasa penting untuk menjaga komunikasi terbuka dengan timku, terutama ketika mereka adalah generasi Z yang sangat menghargai transparansi dan keterbukaan. Aku selalu mendorong mereka untuk berani mengemukakan pendapat, tidak peduli seberapa kecil idenya, karena aku percaya setiap ide punya potensi untuk berkembang.
Di startup aplikasi kesehatan, salah satu hal yang aku perhatikan adalah pentingnya mendengarkan feedback mereka terkait kampanye yang sedang berjalan. Generasi Z sangat mengapresiasi ketika ide mereka didengar dan dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Mereka tidak suka jika hanya diperintah tanpa ada kesempatan untuk berkontribusi. Aku selalu mencoba menciptakan lingkungan kerja yang kolaboratif dan inklusif, di mana setiap anggota tim merasa dihargai.
Adaptasi Sebagai Seorang Ibu dan Leader
Menjadi seorang ibu sekaligus leader bagi generasi Z di dunia kerja digital membawa tantangan dan kepuasan tersendiri. Ada saat-saat di mana aku harus tetap tenang di tengah tekanan deadline yang ketat, sambil tetap memberikan motivasi dan dukungan kepada timku. Sebagai seorang working mom, aku juga sering berbagi cerita tentang bagaimana aku mengatur waktu dan prioritas antara pekerjaan dan keluarga. Harapanku, mereka bisa belajar tentang pentingnya keseimbangan hidup dan bagaimana tetap produktif tanpa mengorbankan kesehatan mental.
Ya, bekerja dengan generasi Z adalah pengalaman yang sangat berharga. Meski ada tantangan, mereka memberikan warna baru dalam dunia kerja yang kadang terasa terlalu formal dan kaku. Aku belajar untuk lebih fleksibel, terbuka, dan berani mencoba hal-hal baru. Generasi Z mengajarkan bahwa kreativitas tidak punya batas, bahwa ide-ide segar bisa datang dari mana saja, dan bahwa dunia kerja tidak harus selalu penuh dengan aturan yang kaku.
Pengalamanku bekerja dengan mereka membuatku sadar bahwa setiap generasi punya keunikan dan kekuatannya sendiri. Dan, sebagai seorang ibu sekaligus profesional, aku percaya bahwa kita semua bisa belajar satu sama lain, meleburkan pengalaman, dan menciptakan tempat kerja yang lebih inklusif, kreatif, dan produktif.
Semoga cerita ini bisa menginspirasi para ibu pekerja lainnya yang juga memegang peran sebagai leader, bahwa kita bisa menjalankan peran ganda ini dengan seimbang dan sukses. Jangan takut menghadapi generasi baru di tempat kerja—justru dengan memahami dan menghargai cara mereka berpikir, kita bisa menciptakan tim yang lebih kuat dan solid di masa depan. 🌟
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisanku ini, bahagia deh rasanya kalo kamu bisa berkomentar baik tanpa ngasih link apapun dan enggak SPAM. :)