Ada satu malam ketika aku duduk di ruang tengah, hanya ditemani secangkir kopi hangat dan suara kecil kipas angin. Suasana begitu tenang, dan pikiranku melayang. Tiba-tiba aku terpikir, “Tahun depan, apa yang ingin aku capai?”
Hidup memang sering terasa mengalir begitu saja. Hari berganti minggu, minggu menjadi bulan, lalu tahu-tahu kita sudah sampai di akhir tahun. Tapi, aku percaya, meski hidup mengalir, kita tetap harus punya tujuan. Maka malam itu, aku mengambil buku catatan dan mulai menuliskan doa serta impian untuk 2025. So here is, shall we start now?
Rindu yang Berlabuh di Tanah Suci
Sejak dulu, aku selalu membayangkan bagaimana rasanya berdiri di depan Ka'bah, menatap bangunan suci yang menjadi kiblat doa selama ini. Kerinduan itu begitu kuat, apalagi membayangkan melakukannya bersama keluarga.
Aku ingin di tahun 2025, keluargaku bisa menunaikan ibadah umroh bersama. Dalam hati, aku sudah membayangkan bagaimana perjalanannya: kami bertiga—aku, suami, dan Darell—memakai pakaian ihram, bersama-sama melantunkan doa di hadapan Allah SWT.
Aku ingin Darell merasakan pengalaman spiritual ini di usianya yang masih muda. Semoga momen itu bisa menjadi pengingat baginya, bahwa segala sesuatu dalam hidup ini berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya.
Mengejar Rasa Tenang lewat Financial Freedom
Keuangan selalu menjadi topik yang sensitif, bukan? Beberapa tahun terakhir, aku belajar bahwa rasa tenang sering kali berkaitan dengan bagaimana kita mengelola uang.
Impian financial freedom ini bukan tentang menjadi kaya raya. Aku hanya ingin hidup tanpa beban memikirkan tagihan yang menumpuk atau pengeluaran mendadak. Aku ingin bisa dengan tenang membayar pendidikan Darell, memenuhi kebutuhan rumah tangga, dan bahkan menyisihkan sebagian untuk berbagi kepada sesama.
Tahun ini aku sudah memulai langkah kecil—mencatat pengeluaran, menabung dengan lebih disiplin, dan mencoba investasi sederhana. Mungkin masih jauh dari kata sempurna, tapi aku percaya, sedikit demi sedikit akan menjadi bukit.
Roadtrip: Menyulam Cinta dalam Perjalanan
Ada sesuatu yang magis tentang perjalanan darat. Jalan panjang dengan pemandangan sawah hijau di kiri-kanan, musik favorit mengalun pelan di dalam mobil, dan tawa yang mengisi setiap jeda waktu.
Tahun depan, aku ingin membawa keluargaku melakukan roadtrip keliling Pulau Jawa. Dari Jakarta, kami akan menyusuri kota-kota cantik seperti Bandung, Yogyakarta, Malang, hingga ke Banyuwangi.
Aku membayangkan Darell duduk di kursi belakang dengan kameranya, sibuk mengambil foto pemandangan atau sekadar memotret momen konyol kami di dalam mobil. Di setiap pemberhentian, kami akan mencicipi kuliner khas—mungkin Gudeg di Jogja atau Rawon di Malang. Ah, rasanya seperti mimpi yang ingin segera diwujudkan.
Harapanku untuk Darell
Sebagai ibu, kebahagiaan terbesar adalah melihat anak berkembang dan tumbuh menjadi versi terbaik dirinya. Darell sekarang sudah kelas 8, dan tahun depan dia akan naik ke kelas 9—tahun penting yang menentukan masa depannya.
Harapanku sederhana: dia bisa naik kelas dengan hasil yang memuaskan. Tapi lebih dari itu, aku ingin dia mempersiapkan diri untuk mengejar impiannya melanjutkan sekolah di luar negeri. Aku tahu ini perjalanan yang panjang dan tidak mudah. Tapi aku percaya, dengan usaha dan doa, Allah akan membukakan jalan terbaik.
Setiap malam aku berdoa, semoga Darell selalu diberi semangat belajar, kesehatan, dan keberanian untuk bermimpi besar. Dan sebagai ibunya, aku ingin terus mendampinginya, menjadi tempat dia pulang saat dia butuh dukungan.
Menemukan Kebahagiaan di Rasa Syukur
Tahun depan, aku ingin lebih banyak belajar tentang rasa syukur. Karena di balik segala hiruk-pikuk hidup, aku sadar bahwa kebahagiaan itu bukan tentang apa yang kita miliki, tapi bagaimana kita mensyukurinya.
Aku ingin memulai setiap pagi dengan doa sederhana, “Terima kasih, ya Allah, untuk hari ini.” Aku ingin lebih fokus pada hal-hal yang positif, berhenti membandingkan diri dengan orang lain, dan lebih sering meluangkan waktu untuk menikmati momen kecil bersama keluarga.
Hidup memang tentang mengalir, tapi jangan lupa untuk menentukan arah. Semoga kita semua bisa melangkah dengan doa dan usaha yang tulus. Aamiin.
Dan Akhirnya, Semua Ini Adalah Tentang Doa
Menuliskan impian ini membuatku merasa lebih bersemangat. Tidak semua mungkin akan tercapai, tapi aku percaya, mencatatkan harapan adalah langkah pertama menuju doa yang lebih tulus.
Bagaimana dengan kalian? Apa saja impian yang ingin kalian capai di 2025? Coba tuliskan, bagikan di kolom komentar. Siapa tahu, impian kita bisa menjadi doa bersama yang diaminkan oleh banyak orang. 💕
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisanku ini, bahagia deh rasanya kalo kamu bisa berkomentar baik tanpa ngasih link apapun dan enggak SPAM. :)