Tes Psikotes di Usia 40, Begini Hasilnya: Dari Lega, Kejutan, hingga Tes Ulang

Jumat, 31 Januari 2025

Aku percaya bahwa hidup adalah tentang progres, bukan sekadar usia. Maka, ketika kesempatan untuk mengikuti tes psikotes IST, Papikostik, dan Pauli datang di usia 40 tahun, aku tahu ini adalah tantangan yang harus dihadapi dengan sepenuh hati. Ini bukan sekadar tes biasa, tapi juga pembuktian bahwa aku masih memiliki kapasitas dan kemampuan yang layak diperhitungkan. Well, artikel kali ini aku berbagi pengalaman mengikuti tes psikotes di usia yang cukup cantik ini. Shall we start now ...

Tes Psikotes di Usia 40, Begini Hasilnya: Dari Lega, Kejutan, hingga Tes Ulang

Persiapan: Antara Latihan dan Doa

Menghadapi psikotes di usia yang tak lagi muda tentu bukan perkara mudah. Aku menyadari bahwa daya tahan, fokus, dan konsentrasi sudah berbeda dibandingkan saat masih berusia 20-an. Oleh karena itu, aku berlatih dengan giat. Setiap hari, aku menyisihkan waktu untuk mengerjakan soal IST dan Pauli, mencoba meningkatkan kecepatan serta akurasi dalam menjawab. Setiap angka dan pola menjadi bagian dari rutinitasku. Aku juga menyelipkan doa di sela-sela usaha. Bagiku, ikhtiar harus selalu dibarengi dengan keyakinan bahwa Allah SWT sudah menyiapkan jalan terbaik.

Tes Psikotes di Usia 40, Begini Hasilnya: Dari Lega, Kejutan, hingga Tes Ulang

Hari Tes: Lega dan Pasrah

Ketika hari tes tiba, aku sudah menyiapkan diri sebaik mungkin. Aku memasuki ruangan dengan keyakinan bahwa aku telah melakukan yang terbaik. Saat sesi Pauli yang terkenal melelahkan berlangsung, aku tetap fokus, memastikan bahwa angka demi angka tetap berjalan stabil. Tidak peduli usia, yang penting adalah bagaimana aku mengelola stamina dan strategi.

Begitu tes selesai, ada rasa lega yang tak terkira. Aku sudah berusaha, dan kini tinggal menyerahkan hasilnya pada Allah. Rasanya seperti beban besar terangkat dari pundakku. Aku pun berusaha mengalihkan perhatian dan menunggu hasil dengan hati yang lebih tenang.

Tes Psikotes di Usia 40, Begini Hasilnya: Dari Lega, Kejutan, hingga Tes Ulang

Kabar Bahagia dan Ujian Kedua

Pada hari yang sama, hasil diumumkan. Aku dinyatakan lolos! Ya, aku berhasil melewati tes ini. Rasanya luar biasa—lega, bahagia, dan sedikit haru. Ini bukan hanya tentang aku, tapi juga pembuktian kepada atasan, rekan kerja, dan bahkan direksi bahwa aku masih memiliki kapasitas yang cukup, meskipun usiaku telah menginjak kepala empat.

Namun, euforia itu tak berlangsung lama. Dua hari kemudian, datang kabar yang cukup mengejutkan: standar nilai untuk tes Pauli dinaikkan, dari 2500 menjadi 3000. Dan meskipun skor awalku sudah melewati angka tersebut, aku tetap diwajibkan mengikuti tes ulang. Jujur saja, aku sempat kecewa. Rasanya seperti harus berlari lagi setelah mencapai garis finish. Namun, inilah hidup. Life must go on.

Tes Psikotes di Usia 40, Begini Hasilnya: Dari Lega, Kejutan, hingga Tes Ulang

Bangkit dan Bersiap untuk Tes Kedua

Aku tak mau terpuruk dalam rasa kecewa terlalu lama. Jika ini memang harus dihadapi, maka aku akan kembali berlatih, kembali berusaha, dan kembali menyerahkan hasil akhirnya pada Allah. Aku meningkatkan intensitas latihan, memastikan ritmeku tetap stabil, dan lebih memperhatikan strategi dalam mengerjakan tes Pauli.

Tanggal 30 Januari 2025 menjadi momen ujian kedua. Aku datang dengan tekad bulat, memberikan usaha terbaik yang kumiliki. Aku tak ingin menyisakan penyesalan. Kali ini, aku benar-benar mengerahkan seluruh kemampuanku. Namun, satu hal yang pasti, hasil akhir bukan dalam kendaliku. Yang bisa kulakukan hanyalah berusaha dan bertawakal.

Tes Psikotes di Usia 40, Begini Hasilnya: Dari Lega, Kejutan, hingga Tes Ulang

Aku percaya bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil. Apapun yang terjadi, perjalanan ini sudah menjadi bagian dari pembelajaran hidupku. Aku belajar tentang kesabaran, ketekunan, dan bagaimana menghadapi ujian dengan kepala tegak. Kini, aku hanya bisa menunggu hasil dengan keyakinan bahwa yang terbaik sudah ditetapkan untukku.

Dan aku siap menerima apapun itu.

18 komentar

  1. Aku lupa kapan terakhir psikotes paling tes buat perpanjangan SIM doang itu mah beda ya.
    Syukurlah masih dikasih kesempatan untuk tes ya Ai meskipun tantanganya beda dengan waktu muda dulu.
    Yang penting sudah berusaha dengan berlatih ya, Alhadmulullah kalau lolos

    BalasHapus
  2. Masya Allah mak Aie ini sangat semangat dan memiliki niat menghasilkan nilai psikotes terbaik versi dirinya maupun standar perusahaan. Meskipun sudah berumur 40 tahun, kesabaran, ketekunan menjadi kunci keberhasilan. Alhamdulillaah ya mak usaha tidak mengkhianati hasil.

    BalasHapus
  3. sukses ya untuk hasil psikotes keduanya mba...di kantorku jg ada tes semacam ini setiap dua tahun...agak melelahkan dr bisa seharian untuk satu sesi dan biasanya dua sesi untuk total tes keseluruhan. tahun lalu aku ikut tes yang kedua kalinya setelah tes pertama di masa covid dulu. alhamdulillah hasilnya masih bagus seperti tes sebelumnya. semangat mbaa... yakin aja kita dengan usia brppun bs dan bepotensi jg

    BalasHapus
  4. Semoga hasil tes kedua melampaui 3000, sebagai nilai minimal yang ditentukan.
    Walau agak aneh aja ya, harusnya kan perubahan batas nilai yang baru tuh diberlakukan bagi peserta tes berikutnya, bukan yang telah menjalai tes

    BalasHapus
  5. Daku setuju jangan terlalu berfokus pada hasil aja, tapi ukur juga bagaimana perjuangan dan konsentrasi ketika menghadapi ujian tes itu. Yang penting jaga kesehatan dan jaga waktu tidurnya Kak

    BalasHapus
  6. Wah di perusahaan tempat aku kerja kemarin padahal mengadakan tes kompetensi juga mbak buat karyawannya tapi hasilnya nggak dikasih tahu. Huhu. Jadinya penasaran deh sama hasil tes psikotesku

    BalasHapus
  7. Wah di perusahaan tempat aku kerja kemarin padahal mengadakan tes kompetensi juga mbak buat karyawannya tapi hasilnya nggak dikasih tahu. Huhu. Jadinya penasaran deh sama hasil tes psikotesku

    BalasHapus
  8. Masya Allah semangat ya Mbk, aku tes psikotes terakhir pas mau kerja jadi guru, lupa lah tahun berapa itu, semoga dapat nilai terbaik ya, Mbk

    BalasHapus
  9. Psikotes sebagai wujud pembuktian itu aku kurang paham, ka Aie...
    Hehhe.. maaff loading banget. Soalnya kan uda pegawai nih.. jadi kalau bagus, means akan dipromosikan kah?
    Aku pikir psikotes hanya untuk mengetahui seseeorang bagus untuk ranah tertentu.
    Manajerial, misalnyaa..

    BalasHapus
  10. Semangat, Mbak. Yakin aja kalau usaha tidak akan mengkhianati hasil. Apapun yang terjadi, pengalaman mengikuti tes psikotes ini akan jadi bagian dari pembelajaran hidup.

    BalasHapus
  11. Ini untuk tes melamar kerja atau bagaimana mba? Atau hanya tes saja untuk tahu. Sy terakhir psikotest ya pas melamar kerja belasan tahun lalu hehehe

    BalasHapus
  12. Keren say, sudah bekerja keras belajar untuk psikotes untuk hasil yang maksimal..semoga tes kedua hasilnya lebih gemilang ya
    .semangat!

    BalasHapus
  13. Wah, keren mbak
    Selalu semangat dan penuh persiapan, bahkan saat menjalani psikotes di usia 40 tahun
    Usaha tak mengkhianati hasil ya mbak

    BalasHapus
  14. Wiih kebayang gimana itu rasanya pas mau psikotes, pas nerima hasil, dan pas diminta untuk tes ulang. Eh trus gimana hasil psikotes kedua mba? Sudah ada hasilnya?

    BalasHapus
  15. Wow, psikotes di usia 40, ya. Pastinya berbeda dengan psikotes saat akan kerja di waktu muda, dan mungkin saat sekolah atau kuliah. Aku terakhir psikotes kayaknya waktu usia menjelang 30-an. Gak kebayang deh kalo psikotes lagi sekarang di usia 40-an ini. Iya banget, kudu berusaha yang terbaik dan kudu bisa mengontrol semuanya. Semangat Kak Aie :D

    BalasHapus
  16. Aku belum pernah tes psikotes. Pas lamar kerja juga gak ada. Jadi, tertarik sayah buat latihan tes psikote ini, walau usia sudah tidak muda lagi tetap harus tekun dan sabar.

    BalasHapus
  17. Semangat mbak Aie
    Aku pengen kayak mbak Aie nih usia 40 tetap energik, cantik dan berkarya
    Aku pelan-pelan ikutin perkembangan kerennya mbak Aie
    Satu doaku, sehat-sehat selalu ya

    BalasHapus
  18. Aku gak lolos psikotes pas melamar kerja dulu wkwkw, tapi aku masih bisa bekerja. Akhirnya diterima kerja yang gak perlu pake psikotes dan baik-baik aja. Semoga yang terbaik untuk mba Aie ya.

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisanku ini, bahagia deh rasanya kalo kamu bisa berkomentar baik tanpa ngasih link apapun dan enggak SPAM. :)