Pernah nggak sih, merasa lelah banget setelah bersosialisasi, bahkan cuma sekadar ngobrol sama teman atau menghadiri acara keluarga? Rasanya energi terkuras habis dan yang pengen dilakukan cuma rebahan sambil scroll media sosial atau nonton Netflix. Kalau iya, bisa jadi kamu mengalami yang namanya social battery cepat habis! So, di artikel ini aku akan berbagi tips menjad energi biar tetap on saat bersosialisi. Shall we start now ...
Aku pun sering mengalami ini. Sebagai seorang introvert sosialis dan INFJ, pekerjaanku mengharuskan aku untuk sering berinteraksi dengan banyak orang dan tampil seolah-olah ekstrovert. Dari meeting, networking event, hingga meng-handle komunitas di media sosial, semua ini membuatku harus banyak berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungan sosial yang dinamis. Namun, setelahnya, aku sering merasa drained dan butuh waktu sendiri untuk mengisi ulang energi.
Biasanya, saat social battery-ku habis, aku memilih untuk menghilang sebentar dan melakukan kegiatan yang aku sukai. Minum kopi sambil bengong, berjalan kaki menikmati udara segar, atau bahkan stay di rumah seharian tanpa berinteraksi dengan orang lain adalah cara terbaik untuk recharge energi sebelum kembali bersosialisasi.
Nah, kalau kamu juga sering merasa cepat capek setelah bersosialisasi, ada beberapa cara yang bisa dicoba untuk menjaga energi supaya tetap balance. Yuk, simak tips berikut!
1. Kenali Batasan Diri
Nggak semua orang punya kapasitas sosial yang sama. Ada yang bisa bertahan seharian ngobrol dan ketawa-ketiwi tanpa lelah, tapi ada juga yang butuh recharge setelah beberapa jam bertemu orang banyak. Kenali batasan energimu dan jangan ragu untuk berkata “cukup” ketika merasa overwhelmed.
Kalau aku sendiri, biasanya setelah acara yang cukup ramai, aku butuh waktu sendiri buat ‘ngadem’. Bisa dengan membaca buku, nonton drama, atau sekadar duduk santai sambil ngopi. Itu adalah cara terbaik buat mengisi ulang energi sosialku.
2. Pilih Acara yang Memang Kamu Nikmati
Kadang kita merasa harus hadir di setiap acara karena takut dianggap nggak peduli. Padahal, memaksakan diri ke tempat yang nggak kita nikmati justru bikin capek dua kali lipat. Coba deh mulai selektif dalam memilih acara yang benar-benar menarik buatmu.
Misalnya, kalau kamu lebih nyaman ngobrol dalam kelompok kecil, nggak ada salahnya menolak undangan ke acara yang terlalu ramai dan memilih meet-up yang lebih intimate. Ini bisa bikin interaksi jadi lebih berkualitas dan energimu tetap terjaga.
3. Ambil Jeda di Tengah Keramaian
Kalau kamu nggak bisa menghindari acara yang ramai, cobalah untuk mencuri waktu istirahat di tengah-tengahnya. Misalnya, saat kondangan atau gathering kantor, kamu bisa mencari momen untuk menyendiri sebentar—ke toilet, keluar mencari udara segar, atau sekadar diam di sudut ruangan sambil menarik napas dalam-dalam.
Aku sering melakukan ini ketika menghadiri event yang padat. Ambil beberapa menit untuk ‘menghilang’ sejenak bisa membantu mengembalikan energi sebelum kembali berinteraksi dengan orang lain.
4. Latih Diri untuk Mengatakan ‘Tidak’ Tanpa Rasa Bersalah
Jujur aja, dulu aku tipe orang yang susah banget nolak ajakan, terutama dari teman atau keluarga. Tapi setelah belajar mendengarkan tubuh sendiri, aku mulai paham kalau berkata ‘tidak’ itu bukan berarti kita nggak peduli, melainkan kita sedang menjaga diri sendiri agar tetap sehat—baik secara fisik maupun mental.
Kalau kamu merasa nggak sanggup menghadiri suatu acara atau merasa butuh waktu sendiri, coba sampaikan dengan jujur. Misalnya, “Maaf ya, aku lagi butuh waktu istirahat dulu,” atau “Aku skip dulu kali ini, tapi semoga acaranya seru!” Dengan begitu, orang lain juga akan lebih memahami batasanmu.
5. Recharge dengan Aktivitas yang Kamu Sukai
Setelah banyak bersosialisasi, penting banget buat mengisi ulang energi dengan aktivitas yang benar-benar kamu nikmati. Bisa dengan membaca, menulis, berkebun, olahraga, atau sekadar tidur siang.
Buat aku, me-time adalah harga mati setelah banyak interaksi sosial. Biasanya aku akan memilih menikmati kopi sambil mendengarkan musik jazz atau menulis di blog. Kadang, aku juga memilih berjalan kaki sendirian untuk menjernihkan pikiran atau bahkan hanya diam di rumah seharian tanpa interaksi dengan siapa pun. Hal sederhana seperti ini cukup efektif untuk mengembalikan semangat dan membuatku lebih siap untuk pertemuan sosial berikutnya.
Kesimpulan
Mengelola social battery itu penting banget supaya kita tetap bisa menikmati setiap momen tanpa merasa kelelahan secara emosional. Kenali batasan diri, pilih acara yang benar-benar kamu nikmati, ambil jeda di tengah keramaian, beranikan diri untuk berkata ‘tidak’, dan jangan lupa recharge dengan aktivitas favoritmu. Dengan begitu, kamu bisa tetap bersosialisasi tanpa harus kehilangan energi berlebihan.
Jadi, kamu sendiri lebih suka recharge dengan cara apa setelah bersosialisasi? Share di kolom komentar, ya! 😊
me time ditengah-tengah kesibukan atau keramaian perlu juga
BalasHapusaku juga kalau misalnya lagi ngerasa capek banget, bisa betah lama-lama dirumah, melakukan hal-hal yang aku suka, kayak ngeblog misalnya
kadang kala memang buat bilang "tidak" seperti berat, tapi kalau sekiranya kita nggak mau, aku usahakan untuk bilang "tidak". Kalau gak enakan terus, sampe kapanpun kita akan ikut kemauan orang lain
dulu akupun susah berkata tidak, sekarang ah dg mudah bicara TIDAK xixixi sdh ga mau lagilah mengikuti arus kecuali memang sesuai keinginan sendiri yang menginginkannya. Cape ternyata kalau mudah blg iya ya mba
BalasHapusKalau saya ingin me-time dgn cara traveling bareng keluarga, minum kopi atau tiduran
BalasHapusWah kalau energiku habis aku langsung nge-charge di rumah. Biasanya cepat habis di tempat yang ramai atau ketemu beberapa orang asing yang lagi curhat. Memang perlu buat batasan untuk mereka yang introvert, INFJ, atau mereka yang empath agar energi tidak cepat habis.
BalasHapusBener banget, jangan memaksa diri yang akhirnya jadi tersiksa. Saya introvert dan tidak terlalu suka keramaian, kalau acaranya ramai banget dan sampai memekakkan telinga, saya melipir aja deh karena ga akan menikmati acara.
BalasHapusini molly bgt kadang suka habis tenaganya. mending di rumah baca buku atau ngeblog. mksh mba tipsnya
BalasHapusKayaknya yang bikin social battery saya habis, karena cenderung nggak enakan untuk mengatakan "tidak". Tapi ya sekarang perlu berani, terutama pada hal-hal atau kumpul-kumpul yang tidak terlalu penting.
BalasHapusaku lebih memilih untuk hadir acara itu yang memang aku sukai dan minati untuk didatangi jadi bisa lebih cukup menghemat social battery
BalasHapusSaya banget ini. Makanya pengennya di rumah terus. Tapi, kan, kadang-kadang harus bersosialisasi juga. Berarti harus diatur-atur deh supa social battery gak ngedrop banget
BalasHapusBaru tau istilah social battery ini dan ternyata sering juga saya alami gejalanya, tapi manusia itu banyakan ngerasa enggak enakan apalagi untuk bilang tidak rasanya mulut berat banget
BalasHapusKalau aku tergantung situasi. Biasanya kalau sama teman-teman dan kebetulan momen seru bisa seharian bahkan semalaman full bawaannya tetap semangat.
BalasHapusBeda kalau ada acara keluarga, sebentar saja kaya lelah.
Buat kaum introvert, social battery memang cenderung lebih cepat ngedrop sih terutama kalo sering ketemu banyak orang. Perlu traveling atau me time kalo udah kayak gitu
BalasHapusAku justru kebalikannya yaa..
BalasHapusKarena aktivitas jarang keluar rumah, jadi social battery-ku jarang kena charge. Hehehe.. Jadinya kalau ada jadwal kajian atau boleh keluar buat ikutan event, tuh aku seneng banget. Serasa pulang-pulang happy!
Tim yang kalau di acara, suka curi curi waktu ke toilet buat tarik nafas. Apalagi kalau orang orangnya tidak menyenangkan atau orang yang baru pertama dikenali. Hihihi. Social battery itu penting banget dijaga
BalasHapus