Pernah nggak sih, kita merasa jadi musuh terbesar buat diri sendiri? Aku pernah. Ada satu fase dalam hidup di mana aku terus-terusan menyalahkan diri sendiri atas keputusan yang aku ambil. Rasanya berat banget buat bangun pagi, berkaca, dan menerima diri apa adanya. Aku terjebak dalam pikiran, “Kalau aja aku ngambil keputusan lain, mungkin hidupku nggak seberat ini.”
Saat itu, aku berjuang untuk kembali mencintai diri sendiri. Aku pelan-pelan belajar bahwa yang aku butuhkan bukan penghakiman, tapi self-compassion. Memaafkan diri sendiri jadi kunci buat aku bisa bangkit dan menemukan kebahagiaan lagi. Kalau kamu pernah (atau sedang) ada di posisi yang sama, aku ingin berbagi perjalanan ini sama kamu.
Apa Itu Self-Compassion?
Menurut Dr. Kristin Neff, self-compassion adalah kemampuan untuk bersikap baik, pengertian, dan penuh kasih terhadap diri sendiri, terutama saat kita gagal atau merasa kekurangan. Ini artinya kita memperlakukan diri sendiri seperti kita memperlakukan sahabat yang sedang terluka, bukan malah memperparah luka itu.
Self-compassion terdiri dari tiga elemen utama:
Self-kindness: Bersikap lembut pada diri sendiri, bukan keras atau menghakimi.
Common humanity: Mengingat bahwa semua orang pernah berbuat kesalahan dan kita nggak sendirian dalam rasa sakit ini.
Mindfulness: Menyadari emosi tanpa berlebihan terjebak di dalamnya atau menolaknya.
Perjalanan Memeluk Kelemahan Diri
Aku ingat banget, ada satu keputusan besar yang aku ambil dalam hidup dan ternyata berujung di luar ekspektasi. Aku kecewa, marah, dan merasa gagal. Bukannya move on, aku malah berkutat dengan pikiran, "Aku payah," atau "Aku pantas menderita karena keputusan bodoh ini."
Tapi, semakin aku keras sama diri sendiri, semakin aku tenggelam dalam rasa sakit. Sampai akhirnya aku sadar, kalau terus begini, aku nggak akan pernah sembuh.
Aku mulai coba pelan-pelan:
Berbicara ke diri sendiri dengan lembut. Setiap kali pikiran negatif muncul, aku ganti dengan kata-kata yang lebih hangat. Contohnya, daripada bilang "Aku gagal," aku coba bilang, "Aku sudah berusaha sebaik mungkin, dan itu cukup."
Menerima bahwa aku manusia. Aku belajar bahwa bikin kesalahan itu wajar. Nggak ada manusia yang sempurna, dan kesalahan bukan berarti aku berharga lebih rendah.
Memberi diri ruang untuk sembuh. Aku kasih waktu buat nangis, marah, atau kecewa, tapi aku nggak biarin emosi itu mendefinisikan aku. Kadang, aku menyendiri sambil minum kopi favorit, jalan kaki sendirian, atau sekadar bengong di kamar tanpa tekanan harus terus 'produktif'.
Manfaat Memaafkan Diri Sendiri
Setelah berproses, aku mulai ngerasain perubahan positif:
Lebih bahagia dan ringan. Aku jadi nggak bawa-bawa beban kesalahan ke mana-mana.
Lebih percaya diri. Aku sadar bahwa nilai diriku nggak ditentukan oleh kesalahan masa lalu.
Hubungan yang lebih sehat. Karena aku bisa lebih menerima diri sendiri, aku jadi lebih pengertian ke orang lain.
Cara Melatih Self-Compassion
Kalau kamu mau mulai latihan memaafkan diri sendiri, coba deh langkah-langkah ini:
Tulis surat untuk diri sendiri. Bayangkan kamu lagi nulis ke sahabat yang lagi sedih. Apa yang bakal kamu bilang buat nenangin dia? Tulislah itu untuk dirimu sendiri.
Latihan afirmasi positif. Ucapkan kata-kata penyemangat setiap pagi, misalnya: "Aku berharga," atau "Aku pantas bahagia."
Jurnal rasa syukur. Tulis tiga hal yang kamu syukuri setiap hari, sekecil apa pun itu. Ini bantu kamu lihat sisi positif hidup.
Kesimpulan
Self-compassion itu perjalanan, bukan tujuan yang instan dicapai. Tapi, setiap langkah kecil menuju penerimaan diri adalah investasi buat kebahagiaan jangka panjang. Memaafkan diri sendiri bukan tanda kelemahan, justru itu bentuk keberanian terbesar.
Kalau kamu lagi berjuang, aku cuma mau bilang: Kamu nggak sendirian, dan kamu layak untuk bahagia. 💛
Jadi, yuk mulai pelan-pelan berlatih mencintai diri sendiri lagi. Karena di ujung proses ini, ada versi dirimu yang lebih kuat, lebih lembut, dan lebih bahagia menunggu untuk kamu rangkul. 🌸
Kalau kamu punya cara sendiri buat mempraktikkan self-compassion, share di komentar ya! Siapa tahu bisa jadi inspirasi buat yang lain. ✨
Mencintai diriku sendiri tuh butuh banyak proses dan waktu yang cukup panjang. Alhamdulillah sudah dalam tahap memaafkan diri sendiri dan kesalahan yang dulu biar hidup lebih legowo dan lebih mudah move on.
BalasHapusSemangat buat yang juga sedang berproses untuk memaafkan diri. Semoga bisa tercapai tingkatan mencintai diri sendiri dengan lebih baik.
Diri sendiri adalah yang harus paling dahulu dicintai. Tanpa mencintai diri sendiri maka kita tidak bisa mencintai orang lain. memaafkan diri sendiri akan menumbuhkan self love. Kalau menurut saya sih self love itu adalah kasta tertinggi dalam tingkat mencintai. Siapa lagi yaa yang akan menemani kita hingga ajal menjemput jika bukan diri sendiri. Orang lain kan datang dan pergi tidak pernah ada satupun yang menetap, meskipun itu adalah suami atau anak kita. Mengapa? karena mereka akan pulang ke sang maha pemilik kehidupan kapan pun itu kita tak tahu.
BalasHapusOh mindfullness itu salah satu bagian dari self compassion ya, sepertinya beberapa hal udah sering kubaca dan coba kupraktikkan sih, tapi baru tau ternyata semuanya bagian dari self compassion ini
BalasHapusSebagai IRT yang 24 jam bareng anak butuh banget yang namanya self-compassion. Ketika anak jatuh, berbuat hal negatif, jangan terlalu menyalahkan diri sendiri. Don't be too hard to yourself. Thanks for this beautiful reminder, Mbak Aie. Peluk diri sendiri...
BalasHapus